Gara-gara membaca komen2 di postingan MP Rela yang ini, aku jadi ingat perbincanganku dengan suami suatu siang...
Saat itu, ditengah2 perjalanan umroh, kita sedang berada didalam bis yang melintas di tengah
Pemandangan diluar
Aku berpikir tentang perjalanan yang dilakukan orang2 di masa itu...
Tak ada bus hanya ada unta. Apalagi AC?
Berjam-jam perjalanan dengan bus, kami sama sekali tidak menemukan tempat istirahat (baca:air). Baru setelah 4 jam, ada sebuah point dimana kami bisa istirahat, ke toilet dan membeli sekedar minum. Ini di waktu modern sekarang ini. Lalu bagaimana dengan masa Rasulullah?
Waktu perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, berapa puluh hari coba, rombongan harus menyusuri
Yang kubayangkan tadi adalah perjalanan yang notabene dilakukan dengan persiapan dan perbekalan yang matang.
Bagaimana kalau pas perang??
Perang yang dilakukan bukan hanya sekadar menyusuri
Perang yang berlangsung juga bisa lama, bisa berminggu-minggu.
Lalu bagaimana suasananya saat itu? Bagaimana kalau ada teman yang terluka atau meninggal? Harus dirawat atau dikubur. Di luar
Aaaaghhhh lama-lama otakku overloaded. Nggak kuat mikir sendiri sambil termangu di jendela, aku pun mengutarakan isi pikiranku pada Mas Iwan di sebelah.
“Nggak terbayang betapa kuat fisik Rasulullah ya Mas...? Nggak terbayang! Coba kalau kita, haduuhhhhhhh...nggak terbayang juga, nggak terbayang gimana dudul jadinya!”
“Ya itulah dia karunia Allah...mereka dikaruniai Allah fisik yang luar biasa” jawab Mas Iwan malas-malasan, maklum dia memang ngantuk :-D
Sekarang jadi mikir...
“Jadi, dosa kitakah kalau sekarang kita diberi fisik yang manja dan ringkih sekarang ini? Iya, ringkih! Coba deh, biar kata ada orang sekarang yang jago adventure, coba aja suruh dia berperang (secara fisik lho perangnya) di
“Kamu kok mikir sejauh itu, tho?”
Aku cuma meringis...
Tapi apa yang diungkapkan Mas Iwan selanjutnya, walaupun dengan setengah ngantuk ternyata jadi insight baru buatku waktu itu. (Entahlah, apa justru karena disampaikan Mas Iwan dalam keadaan ngantuk itu kali ya, jadi inspiratif?? Hihihi)
“Kok jadi seperti memprotes keadilan Allah dalam menciptakan manusia, tho? Allah memang nggak menciptakan kita sekuat mereka secara fisik. Tapi lihatlah apa yang dicapai manusia sekarang dengan otaknya. Penemuan-penemuan pesawat terbang, mobil, dan lain-lain itu (“Termasuk internet ya?” Selaku)... ya! termasuk internet! Itu
“Dan ladang ibadah baru yang muncul dari semua itu, nggak akan kalah luasnya dengan perang2 para mujahidin melawan orang kafir jaman Rasululah...kalau mau perang2an ya masih bisa, cuma sekarang perangnya nggak di
Eh..trus habis itu orangnya mengambil sikap untuk tidur...meninggalkan aku yang manggut-manggut dan melongo....
Oo..gitu ya..?
**manggut2 lalu menerawangkan pandangan lagi keluar jendela...masih padang pasir luas membentang**
Subhanalloh...betapa kecilnya aku...
Cerita yg menyentuh Wahida...
ReplyDeleteEmang beda bener sama jaman skrg...
disesuaikan dengan jaman ... makin canggih teknologi makin dituntut kekuatan otak (akal) untuk "perang" tidak lagi terbatas pada fisik memang ... kata para ahli perang dan pecinta damai berlaku adagium "untuk kedamaian bahkan harus perang terlebih dahulu" ... dalam bahasa latinnya mbak lupa, tapi itu adagium dalam hukum internasional. ... kalo kata mbak sih, kalo mau damai ya just do it wae ... moso' mesti perang dulu baru damai hihi ... katanya kalo mau tanggo dance, ya it takes two to tango, tapi to stop it only need one to stop the step ... as simpel as that ... tapi yo kuwi ... makin sekarang yo makin canggih segala rupane ... kesederhanaan menjadi barang langka ... jadi gak sempet meneh berkontemplasi koyo si nduk ini ... kan kalo sudah merenung kaya gini ... mestinya orang mikir, terus instrospeksi, terus bersyukur, terus yo ga perlu perang2 an meneh ... dunia makin tua, tapi manusia makin egois ... masya Allah ... piye yo nduk ... kita makin jauh jaraknya dari jaman dulu, padahal dengan renungan semacam ini, jaman dulu itu seperti kamar di sebelah saja, seperti ruang kematian yang sebenarnya di sebelah kita saja ... tapi karena kita terlalu asyik dengan dunia ... seolah2 kematian itu masih jauh ... lhoooooo ... kok jadi OOT out of date ngene ... wis jan ...
ReplyDeletematur nuwun untuk renungane cah ayu ...
Tak terbayang kan, betapa zaman dahulu orang harus melintasi padang pasir naik onta?
ReplyDeleteTapi kalo kita perhatikan jemaah Iran sewaktu ibadah haji, mereka justru duduk di atas bus (bukan di dalam bus) agar bisa merasakan betapa panasnya sengat matahari di padang pasir.
Allah Maha Adil...makasih ya Jeng sharenya "selalu ada yang bisa dipetik dari postingannya*..:)
ReplyDeleteiya seperti memetik mangga tetangga sebelah....halah ini ngawur mbak ....hihihihihihihihi.....*sambil nglirik wahida*
ReplyDeleteIni yang dinamakan kemajuan Non....alangkah mulianya bila kemajuan itu diiringi juga ahlak yang mulia....ya kan?????......
ReplyDeletebaru nyadar ta? xixii
ReplyDeletetahun-tahun terberat Rasulullah dan kaum Muslimin ketika itu adalah pada era mereka terusir dari Mekkah, mengembara terlunta-lunta di padang pasir tandus selama 3 tahun, dan meninggalnya Khadijah.
ReplyDeletemembayangkan betapa beratnya perjuangan Rasulullah saat itu dan sampainya ajaran Islam yang teramat mulia ke generasi kita saat ini adalah hal yang seharusnya membuat kita sangat mencintai Rasulullah SAW.
kalau beda kekuatan fisik orang dulu dan sekarang, entahlah. tapi menurutku tidaklah banyak.
hanya saja semangat survive orang dulu (dengan segala keterbatasan fasilitas) yang membuat mereka sanggup menghadapi segala keadaan. dibandingkan kita, sekarang kita mungkin 'dimanjakan' oleh segala fasilitas kemajuan yang telah dicapai umat manusia. IMHO.
tumben, endingnya nggak dudul
ReplyDelete*baca ulang, sapa tau kelewatan*
wwwaaaaaaaaaa... sapa ni yang nuliiissss???
ReplyDelete*ngecek berulang ini site sapa*
Kok tumben serius, kekekekekekekekekekekekk...
Semoga kemajuan ini gak membuat orang terlena sehingga mencla mencle dalam bertindak....
*ceritanya mau serius*
Intinya kita harus bercermin diri dan mensyukuri segala nikmat serta cobaan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Coba bayangkan, apabila kita dilahirkan dan hidup di jaman Rasulullah dengan keterbatasan dan kemanjaan kita sekarang ini akan jadi apa kita....
ReplyDeletejadi malu hati, bener, aku sendiri suka menjadi si-tukang-keluh
ReplyDeletepadahal apalah artinya hidup sekarang ini, penuh kemewahan
ga usah jadi petani untuk dapet nasi
ga usah jadi nelayan untuk dapet ikan
TFS Da, *mulai merenung dan menata diri kembali*
bedanya itu lho mbak Linda, buanyak banget, sampe bikin kita melongo....betapa Allah yang mengatur semuanya ya... :-)
ReplyDeletewaahhh prinsip mbak ratna podo karo aku...sama mbak...tapi kadang2 ada orang2 yang mengatasnamakan agama dan bela diri sehingga mau tak mau harus perang berjihad...itu masalahnya...
ReplyDeleteyang jelas kalau aku pribadi, aku merasa berjihad bisa dilakukan dengan banyak cara dan kemampuan, tinggal bagaimana kita pasrahkan semuanya kepada Allah...aku percaya tidak semua manusia diciptakan untuk berjihad di "ladang perang dalam arti sebenarnya"
ungkapan mas iwan tadi itu seperti peribahasa juga kok, kasarannya, gitu....nggak terus kita sekarang membabibuta maju perang aja karena pingin seperti para mujahidin jaman rasulullah dulu, nggak...
duuhhh inilah kenapa saya sayang dan hormat banget sama mbak Ratna...ketika saya mengungkapkan setitik ilmu yang saya dapat, mbak Ratna melemparnya kembali menjadi sebidang... makasih banyak juga mbakne **hugs** :-)
nahhh...memang bener ada yang begini ya Pak... yang berpedapat, bahwa sebuah tindakan ibadah itu, semakin sengsara kita melakukannya, maka semakin banyak pahala yang didapat... :-)
ReplyDeletewallahua'lam bishawab
iya Mbak Arie, perlu dipertanyakan panjang2 kalo sampe kita sempat meragukannya :-)
ReplyDeletesilahkan petik2, ini lagi musim jambu nihhh :-D
walaahhh baru aja aku ngomong jambu, sing iki ngomong mangga hahahahah **lek urusan petik buah trnyata memang kita jagonya hehe**
ReplyDeletepohon mangga depan rumahmu udah berbuah ta? apa ini undangan?? rujakan rujakan?? **semangat**
betooooollllllllllllllllllll..!!!!
ReplyDelete**acungin 2 jempol ala Adel** :-D
halaaahhhh mas samsi ya gitu, njenengan kalo sudah lama nyadar, kenapa nggak dari dulu nggablok aku?? ben melu2 nyadar gitu looo huehehheu
ReplyDeletebenar sekali Arik..betapa kita nggak akan tambah cinta wong beliau begitu mbelain kita...ya nggak?
ReplyDeletenah, itu juga sempat mampir di pikiranku Rik...apakah dosa kita kalau sekarang ini kita jadi lemah secara fisik **maksudku karena kemalasan kita itu** lha tapi memang keadaan jaman sudah berbeda...di sisi lain, banyak jalan amal ibadah yang tidak bisa dilakukan pada jaman dulu, justru bisa dilakukan di jaman sekarang...aduh jadi termenung lagi hueheeuhe
kalo masih nggak nemu juga, BACA LAGI..dan lagi!
ReplyDelete:-b
**pegang kepala mbak maya, menghadapkannya dekat-dekat ke wajahku** iki aku mbokneeee!!! :-b
ReplyDeleteyeeee aku kan memang orangnya serius **tanya aja sama semua orang kalo nggak percaya??**
hihihihi
iya mbak, betul...kalo kemajuan ini malah bikin manusia tambah dudul, ya namanya bukan karunia tapi azab :-|
jadi dudul :-D
ReplyDeletehiksssss sama lho kakak....
ReplyDelete**berangkulan dalam tangis**
hidup Internet!
ReplyDelete*eh, masih nyambung gak ya? ah biarin ah, pokoknya tetep hidup Internet!*
yeah, 'rite
ReplyDeleteand i'm the queen of england!!
XD
tumbeeeee......nnnn
ReplyDeletesetujuuu...lha nek ndak ada internet aku ndak bisa kenal mbk wahida donk, gak mesti jalan jauh lewat hamparan padang pasir yg panas cuma mo mampir kermh mbk wahida, ya tho???..hihihihihi
ReplyDeletetfs renungannya mbk xx
orang2 memang kadang aneh perang2 buat usilan atau bener2 jaohaaaat tu
ReplyDelete"... Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS An Nisaa : 104)
ReplyDeleteRupanya kunci dari ketangguhan dalam menghadapi ujian, cobaan dan 'kepedihan' hidup sangat tergantung kekuatan pemahaman akan hakikat hidup dan tujuan hidup kita. Semakin kuat keyakinan dan kebersamaan kita dengan Allah, Sang Penguasa kehidupan, maka akan melahirkan harapan yg dahsyat yang akan sanggup mengecilkan onak-onak duri dalam kehidupan. ....dan ini insya Allah tiada beda; berlaku jaman dahulu juga jaman sekarang bahkan jaman mendatang.
Rasullah SAW beserta generasi terbaik di ummat ini, para sahabat, telah menjadi bukti real akan semua ini.
Syekh Ahmad Yasin, pimpinan pejuang Falestine dengan fisik yg lemah karena penyiksaan Yahudi; tiada pernah berputus asa dalam perjuangannya, bahkan Yahudi sampai perlu menembakkan rudal dari helikopter di pagi hari ba'da sholat shubuh untuk menghancurkan tubuh lemah di atas kursi rodanya sampai menuju syahid ; semoga.
Tinggal sekarang bagaimana kita?? seberapa dalam pemaknaan kita terhadap hidup ini? seberapa dalam penjiwaan kita terhadap tujuan hakiki hidup ini ?? seberapa totalitas pengharapan kita kepada Allah SWT ?
Wallahu a'lam bish showab
hiks hiks...malunya diri ini pada Mu Robbi,
kekasihMu telah mengajari dan memberi bukti,
tetapi diri ini masih saja jauh dari tuntunan
bimbingan Mu Robbi selalu kuharapkan
agar segala kesiaan dapat terhindarkan
kabulkanlah duhai Ya Rahman !
kurang ajar poolllll..........*ups*....iku nulis karo tremor ta....hahahahahahhaha...wkwkwkwkwkwk
ReplyDeleteiya ya mbak....
ReplyDeleteterkadang harus diingatkan kembali dalam hati dan fikiran kita bahwa Alloh swt Maha Adil...
kadang kita (saya maksudnya :D ) suka "protes" walopun "protes"nya gak sengaja....:D
dan subhanallah.. apa yang dikatakan mas iwan jadi ngingetin diri juga, betapa "pertempuran" yang kita hadapi pada masa ini berbeda..
kita menghadapi Ghazwul Fikr.. perang pemikiran...
bukan senjata lagi... (walopun masih banyak saudara kita yang teraniyaya dan menghadapi perang fisik.. such as Palestina ...)
betapa tanpa kita sadari, banyak muslim dan muslimah yang pribadinya tidak mencerminkan kemuslimann dan kemuslimahannya ....
bertindak dan bersikap jauuuuuh dari tuntunan Rasulullah ...
hiks..hiks... sedih ... :(
*btw.. teuteup yaa.. mbak wahida langsung inget ma InterNet ..:p
Manggut-manggut....ikutan merenung bareng Jeng Wahida....hhh...jadi berasa sangat manja dan malas aku ini sbg orang jaman sekarang...*sigh*
ReplyDeleteTFS nggih jeng...
harus nyambung! (internetnya) kalo nggak, ntar postinganku ga bisa kebuka dong Rind :-D
ReplyDeletewaduhhh sejak kapan Har???
ReplyDelete**walah kok aku nggak diundang di penobatannya siiyyy??? lah sekarang kalo mau ketemu ma kamu, harus melewati protokol yang rumit itu dongg?? harlia nggak seru ahhh...eh, tapi asik juga, jadi ada Prince Hari (versi Indo dari Prince Harry) hihihihih
nah kan, semua lagi tumben2nan hihihih
ReplyDeletealamak....alangkah capeknyaaa..... **membayangkan** :-((
ReplyDeletetapi disini suka ada perang2an juga Lia...pake bantal...hueheuheh **abe paling suka tuh** :-D
ReplyDeletehikss...amiinnn
ReplyDeleteiyooo kok ono titik2 e ngono yo...?
ReplyDeletemau nggak mau....inilah dunia kita sekarang La (dunia saya maksudnya :-D)...
ReplyDeletesebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan waktunya dirumah, inilah dimana sebagian besar waktuku berada...bagaimanapun, manfaat yang bisa diambil dari internet harus bisa dimaksimalkan... :-)
ayo Less...bayangin aja kamu lagi duduk di barisan sebelah, di bus di tengah perjalanan mekkah-madinah itu :-)
ReplyDelete**nengok ke Lessy** mau ashir mangga, Less?? :-) ........hehe itu minuman favoritku waktu di saudi :-D
Prince Ardi nggak diitung? :p
ReplyDeleteeh... klo ngomong ama ratu engris pake ngebungkuk dong!
jadi Prince Ardi itu versi Indo-nya Prince William, gituu??? masyaallah kok jauh banget tho Har... **geleng2** mekso banget anake dadi pangeran wales kie... hihihi :-D
ReplyDelete**iyaaa gak lihat apa, ini udah bungkuk2 gini lhooo sampe kejedug monitor..??** :-b
hehehe ... biar mba' wahida ora takon maning ...
ReplyDeletebtw tfs yo mba' ... jadi ikut merenung juga ...
iyah, jurus molornya dikeluarkan :-D
ReplyDeletesama2 Hen, ayo merenung sama2 :-)
memang jaman sekarang manusia dimanjakan dengan fasilitas2 yg memungkinkan manusia untuk nyantai2 aja ya...wah serasa disindir nih soalnya kerjaan sehari2 setelah beres2 PR eRTe langsung duduk manis depan komputer sambil kadang2 keluar masuk jagain anak bermain hehehhe...kalo disuruh perang kayak jaman dulu..mana kuat ya...???
ReplyDeletesama mbak....ya itulah...."perang" sama anak2 dan suami dirumah saja kita seringkali kewalahan....oalahh :-(
ReplyDeleteikut molor ahh...
ReplyDeletemolor..???
ReplyDeleteheheh
aku wis tangi kie mas.. :-D