Ini poster yang seminggu kemarin dipampang di tembok-tembok depan kelas di SD Al Hikmah. Dengan kelegaan yang diam-diam, aku pun mengucap syukur karena ternyata Ujian Kenaikan Kelas (UKK) yang pertama buat Abe, sudah selesai hari Kamis (19/06/08) kemarin.
Kenapa aku sebut kelegaan yang diam-diam??
Karena ketegangan sebelumnya juga setengah mati kubungkus menjadi ketegangan yang “diam-diam”.
Bukan rahasia lagi kalau musim ujian anak-anak menjadi saat yang sangat menegangkan bagi Ibu-Ibu (kalo Bapak2 sih jarang kayaknya ya :-D). Begitu menegangkannya, sampai mengakibatkan segala macam ganggaun kesehatan, dari jerawatan (nggak tahu, ada yang sampe bisulan juga nggak ya?) sampe segala macam gangguan pencernaan tujuh rupa (susah BAB, sama sekali nggak bisa BAB, terlalu lancar BAB, warna BAB berubah dari biasanya, tekstur BAB berbeda dari biasanya..halah banyaknya hehe).
Sedangkan anak-anak yang menjadi pelaku ujian, seringkali malah bertindak sangat ironis. Mereka..cuek...santai...cool...dunia berputar dengan tenang... Atau lebih parah, mereka malah menunjukkan sikap malas-malasan, cenderung rewel dan susah nurut perintah. Dan mudah ditebak akibatnya, akhirnya kelakuan anak-anak ini dijamin bakalan bikin ketegangan di pihak Ibu2 tambah nyeng-nyeng lagi...hehe...
“Kok iso tho? Anake ujian tapi sik santai-santai wae??” (Kok bisa sih? Anak lagi ujian kok santai2 saja?)
Hmm...yang terjadi dirumah ini kebetulan memang agak beda dengan deskripsi diatas. Mungkin karena selama ini, alhamdulillah, urusan pelajaran Abe tidak pernah terlalu merepotkan. Dalam arti, nilai-nilainya selalu memuaskan. Dalam banyak hal, Abe sangat mengingatkanku pada masa kecilku sendiri, termasuk urusan belajar. Dulu aku juga tidak pernah punya waktu khusus belajar dengan cara berkutat dengan buku paket ketika dirumah, kecuali seputar PR (yang justru tidak dialami Abe karena sekolahnya Abe memang tidak memberikan PR buat siswanya, maklum sekolah fullday).
Mungkin yang perlu aku luruskan disini adalah istilah buku paket >< belajar. Aku percaya bahwa selama aku bisa memberikan kegiatan yang baik dan berguna ketika Abe dirumah, maka intinya ketika itulah dia akan belajar.
Memperlajari benda langit, tak harus dari buku paket IPA, tapi bisa dengan duduk-duduk bersama di teras samping sambil menikmati bintang dan main kartu kwartet bersama-sama. Belajar tentang matematika tak harus dari buku paket matematika, tetapi bisa dari bermain pasar-pasaran (jual beli) atau langsung membeli snack dan susu kotak di minimarket dekat rumah. Belajar fenomena alam, tinggal stel aja VCD Profesor Mrico trus nonton bareng2. Intinya, belajar tentang apapun dirumah (atau diluar sekolah), syaratnya satu : tidak dari buku paket. Kenapa? Karena toh Abe sudah seharian penuh berkutat dengan buku-buku paket ketika di sekolah. Rasanya kok dia sudah tidak membutuhkannya lagi dirumah ya. Selain itu, aku nggak mau waktu berkumpul kami dirumah yang sangat berharga itu habis justru untuk urusan buku paket. (Sekali lagi ini yang terjadi dirumahku, aku percaya bahwa setiap rumah akan mempunyai cara sendiri-sendiri yang dirasa terbaik sesuai dengan karakter keluarga dan anak-anaknya).
Sehubungan dengan topik diatas, ada satu cerita yang akan sangat relevan aku bagi disini.
Dalam pertemuan rutin Majelis Silaturahim Walmurid Sekolah Al Hikmah bulan lalu, kami mengundang seorang ustadz yang juga psikolog dan kepala sekolah salah satu SD Islam terkemuka di Sidoarjo. Namanya Ustad Choirus. Tema bulan itu memang kami setting sesuai moment bulan-bulan ini : “Berkelit dari Stress Ketika Menghadapi Anak Ujian”.
Ustad Choirus cerita, ketika pertama kali menjabat kepala sekolah dulu, dia membuat satu kebijakan yang cukup kontroversial. Dia memutuskan untuk TIDAK membagikan jadwal Ulangan Tengah Semester (UTS) kepada walimurid. Jadi walimurid diusahakan tidak sadar, tidak ngeh, kalo minggu itu berlangsung UTS di sekolah. Apa hasilnya? Ternyata menurut cerita beliau, rata-rata nilai UTS anak-anak itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding UTS semester sebelumnya. Tapi yah, karena memang kontroversial, orangtua kemudian melancarkan “protes” dan meminta agar jadwal UTS anak-anak selanjutnya dibagikan saja!
Bottomline, ada dua poin yang disampaikan Ustad Choirus hari itu.
Pertama, beliau percaya, bahwa ketika orangtua (terutama Ibu) mengalami ketegangan menjelang anaknya ujian, itu akan berdampak sangat luas. Suasana rumah akan berubah (jadi lebih tegang tentunya), dan perubahan ini akan mempengaruhi cara semua orang bersikap. Ini sudah dibuktikan oleh banyak penelitian psikologis, stress mepengaruhi perilaku manusia. Si Ibu mungkin menjadi lebih sensitif, agak lebih mudah ngomel, dll. Si bapak mungkin ikutan tegang (karena liat si Ibu sensitip, hihi), apalagi si anak. Radar anak-anak akan langsung menangkap perubahan suasana ini, dan akhirnya menjadi beban tersendiri buat dia. Kata ustad, beban yang dirasakan anak-anak bisa-bisa sangat besar, jauh lebih besar dari yang kita semua kira. Dan beban berat ini bisa-bisa akan menjadi efek yang unproductive dan menghambat bagi kinerja otak (dan yang paling penting, kemampuan recall memori) ketika hari-H ujian.
Kedua, (yang ini agak-agak pelajaran tasawuf gitu deh hehe) Ustad Choirus percaya bahwa kata-kata adalah doa, dan doa yang paling dahsyat adalah doa seorang ibu untuk anak-anaknya. Jangankan kata-kata yang keluar dari mulut, yang masih ada di dalam hati pun, bisa menggoyang ‘Arsy Allah untuk segera terkabulkan. Percaya atau tidak, ketika hati si ibu penuh dengan kata “jangan-jangan” (jangan2 si eneng nggak akan bisa jawab, jangan2 si otong dapet angka merah, jangan2 si genduk nanti nggak naik kelas, dll dll), maka itu akan menjadi energi yang terkumpul dan tanpa sadar melayang keatas ‘Arsy Allah menjadi sebuah doa.... Nah loh!!
Oya, balik lagi sama poster diatas...
“Harap Tenang,
Jadi mikir. Sebenarnya sekolah pasang poster ini kira-kira untuk siapa ya2?? Anak-anak (biar nggak rame dikelas)??....atau...Ibu2nya...?
walau tau segudang teori untuk berpikir positif, untuk ngga setress,
ReplyDeletemau ngga mau kriteria nilai MINIMAL batas lulus ujian itu
yang MENGACAUKAN segalanya Da *curhat colongan*
kalau anak2 masih periode ulangan (kls 1-5), aku masih tenang, Alhamdulillah,
tp kemaren hiks *ngelap ingus dan airmata* pas ujian SD, duh senewennya.
Pengumuman besok niy nte Wahida, insya Allah semua baik2 aja ya
xixixiiiii kayanya buat ibunya tuh mba ~_^
ReplyDeleteheheheheehhe jadi inget pas hari terakhir kemarin....waduh aku sampe possssingggg....itu karena beberapa hari sebelumnya ibuuk menampakkan kecuekannya.....dan adel sangat bersemangat ujian karena dia bisa "pulang siang"...coba!!!!....pas hr terakhir aku nyoba inget2in adel ttg bahan matematika ...alamaaaakdia bener bener cuek ....mosok belajar, dia nyanyi "I Be Com Som Tem" sambil kotekan......glek!!!! aku mau marah gak bisa coz liat ekspresi dia nyanyi...jadi malah ngakak....yah udahlah *pasrahhhhh*..beibeh
ReplyDeletessssttttt.... aku gak brani komen banyak-banyak.... soalnya kan ada ujian... (opo hubungane yooo?)
ReplyDeleteEmang ujian Akhir Semester (dan yg berbau ujian sekolah) bikin puyeng...wong aku jg jdnya baru kemarin malem buka MP setelah sekian lama krn Dimmy ulangan... tegang, sampe2 kalo malem suka kebangun mikirin ujian....gimana lagi..yg penting udah belajar & berdoa...sisanya pasrah..........
ReplyDeleteMudah mudahan sukses deh...
ReplyDeletejangan pucing pucing ya mba...
Ssssstttttt ada ujian jangan brisik.......
pingin d kayak gini mbak...
ReplyDeletetapi ibunya kan harus pinter dan kreatif (kayak mbak wahida :D ), mampu & jeli menghubungkan ayat-ayat kauniyah dengan pelajaran di sekolah ...
biar otak anaknya yang "bergerak" jadi terbiasa berfkir kritis dan sistematis bukan pinter karena hapalan ...
mmh bisa ga yaaaaaa?......
*sambil elus- elus perut ... membayangkan masa depan anaku kelak :)
Aduuuhhh...giliranku tahun depan nih Mbak..:D
ReplyDeleteiya kak Mia, pikiranku juga sama, sekarang saja aku masih bisa santai karena Abe masih kelas 1 dan memang belum menemui kendala berarti dalam pelajaran... tapi nanti nanti, siapa yang bisa menjamin?? **curhat berbalas curhat**
ReplyDeleteoyaaaaa pengumumannya besok yaa?? begitu keluar, kabarin aku via sms ya Kak... aminnn insyaAllah apapun hasilnya, itu yang terbaik... **hug buat A dan Ummi**
hehehe iya nih Teh, habis yang paling senewen memang para ibu...anake biasanya cuman cengar-cengir cuek...
ReplyDeletehahahahahaha dadi ibuke Adel, jurus terampuh koyoke kuwi....pasrah..**hihih** kalo nggak, bisa serangan jantung kita hueheeheh
ReplyDeleteeh, tapi akhirnya gimana? konek nggak pas ulangan matematikanya? :-D
nah..ini dia ibu yang tenang...**wekekekeek**
ReplyDeletembak dian bu dosen sih, kalo anake ulangan pasti bisa tenang, kan udah biasa menghadapi mhs2 ujian...tul nggak mbak? ;-)
wah suka terbangun malam2 juga ya Mbak e? hueheheh
ReplyDeletebetul mbak...sisanya pasrah... **apalagi mbayangin Dimmy kan cuek juga modelnya??** hehe...
iya ssssttttttt :-D
ReplyDeleteinsyaallah semua ibu pasti kreatif La, siapapun itu, kalo nggak gimana harus cari cara nenangin anak ketika rewel, membujuk anak ketika nangis, jadi modal itu semua ibuk sudah punya huehuehheu
ReplyDelete**apalagi ambu sepintar Rela, insyaallah pasti bisa :-)
hahahahahahha
ReplyDeletetenang mbak, Shafiya kan anake pinter...jadi mamanya boleh tenang deh... :-)
Aduh enak bisa santai ...anakku kalo nggak belajar nanti nyalahin aku "mama sich nggak ngajarin" diajarin susah bgt konsentrasinya nyaris membuat aku stroke
ReplyDeleteaku juga membagikan pengalaman pertemuan kemarin ke mb Itho', hasilnya..lumayan ..dia bisa lebih santai menghadapi anak2nyabelajar tanpa tekanan berarti. tapi secara diam-diam dia sms aku dan bilang kalau dia sekalor (pusing). lain dg mbSisil, dia kehabisan suara. aku....hhh...nggak ada dampak apa-apa karena Shafa eneg belajar. jadi kesimpulan dari hasil pertemuan dg ustdz Choirus kemarin adalah...
ReplyDeletesecara diam-diam ibu-ibu *santai tegang* berwajah PO berhati TAY LUNG menghadapi UKK anak2nya.
wah untungnya dah selesai ulangan semester akhir tuk Zahra ...
ReplyDeleteanaknya yg ujian emaknya yang stress ...padahal kalo ditanya setiap abis ulangan ... pasti jawabnya ... ah gampil, tenang aja bu ... lumayan bisa ...
tinggal nunggu raportnya aja nih ...
hahahaahahahah **mbayangne wajae Pasya ae aku wis ngakak**
ReplyDeleteitu berarti 2 hal : dia pintar dan sangat mengharapkan perhatian hihihihih
hahahaahahha kita jadi serigala berbulu domba ya???
ReplyDeleteeh tapi gpp, kan yang penting anaknya nggak ngerasa kalo ibuknya lagi jadi serigala...kecuali bulu2 dombanya banyak yang bolong alias akting nya banyak yang bocor hihihih
tuh kan? anak2 kita sebenarnya anak pintar, tapi kenapa kita susah banget percaya sama mereka ya? :-D
ReplyDelete- kata Ust. Choirus
gak tau....*tetep pasrah*
ReplyDeleteKalau aku kemarin jadi saksi gimana tegangnya mama, Mbak. Sementara adikku, yah, jauh lebih cuek dan santai kelihatannya.
ReplyDeletehahahaahahaha
ReplyDeleteternyata tak hanya berlaku untuk yang golongan umur 5-10 tahun ya La, usia remaja juga..?? huehehhe
ReplyDeletetapi syukurlah akhrinya sukses kan?? :-)
Ujian semester ini bapaknya kebagian juga mendampingi anak-anak belajar.... (mamanya sedang pisah kota).... tapi sepertinya memang beda.... anak-anak teh sangat cuek dengan konsentrasi belajarnya..... (malahan kebanyakan jeda istirahatnya)..... ya mau bagaimana lagi..... mudah-mudahan saja hasilnya tidak jadi ngedrop.... (takut disalahkan.... ) ....... maaf.... berisik ya? ya udah.... lain waktu saja kalo posternya sudah dicopot.....
ReplyDeleteNaahhh Bapak2 yang satu ini memang luar biasa kan??? :-)
ReplyDeleteAl hikmah teh yang di deket jalan porong bukan sih, mbak?
ReplyDeletebukan Elly, yang deket Jl.Porong itu Al Falah...
ReplyDeleteAl Hikmah ada di daerah Gayungsari, lebih dekat dari rumah pakde mu :-)
tapi kabar sejarahnya, kedua sekolah itu dulu asalnya "sekandung"
ha ha ha ...ternyata same saje.si venit saking santainya,mamanya yg bacain,kasih pertanyaan,eeehhhhhh....anaknya malah asyik loncat2an di kasur.walaaaaaaaaaahhhhhh..........tapi untungnya,tetep aja bisa dijawab he he he...........semoga nilainya bagus d,insyaallah.
ReplyDeletewaaaaaahhhhhh kalo venit sih dibawa santai juga...naga2nya nilainya bagus mbak.... :-)
ReplyDeleteinsyaallah ya... :-)
Mungkin baru agak longgar setelah anak-anak kuliah nanti Mbak, buktinya waktu IPku dulu turun ortu ternyata ayem aja :D.
ReplyDeletegw siap2 deh nih... ^^;;
ReplyDeletemungkin ya La...
ReplyDeleteyang jelas pola yang diterapkan ortu kita kepada kita, biasanya secara nggak sadar akan kita terapkan juga ke anak-anak kita nantinya **ada penelitiannya dulu, lupa aku**
dipikir-pikir kejadian juga sama aku, bapak ibukku dulu selalu santai juga tiap aku mau ujian... :-)
**menepuk-nepuk bahu Harley sampe batuk2**
ReplyDeletegud lak ya mpok...
keknya peringatan itu buat ibu2nya deh.. mengingat ibu2 yg lebih heboh hehe.
ReplyDeletekenaikan kelas aja bikin jerawatan yah... gmn anaknya menghadapi UAN? *ngeri2 ngebayangin nanti kl anakku dah SMP*
btw, salam kenal mbak
wah ini betul banget.. adekku sih mbak.. ujian nggak ujian gitu itu nggak pernah belajar.. sedangkan mamiku memang tegang, nyuruh2 belajar, dll..
ReplyDeletetapi ya adekku sama aja gitu itu..
pernah sih mamiku nggak nyuruh adekku belajar, aku malah negur mamiku,"bu, itu si Aziz (adekku) suruh belajar"
mamiku dg entengnya bilang,"ra sinau yo bijine apik, kok"
eh mamiku nyantai jg ya??:-)
klw bapak sy santai..hehehehhe. :-)
ReplyDeletehalo mimin, salam kenal juga, thx ya invitationnya, senang sekali n udah di accept tuh ;-)
ReplyDeleteiya, dalam hati aku juga harap-harap cemas menyongsong tahun-tahun mendatang -cielaahhh bahasanya hihi- yahh semoga sampai nanti bisa mempertahankan diri dari yang menambah beban anak2...amiinn God speed... :-)
wah kasusnya sama kaya abe berarti Ma..
ReplyDeletehihihi salam buat Om Aziz dari Abe ya :-D
hahaha saluuutttt...hebat ya..? susah lo ada laki-laki yang bisa menjadi "sungai yang tenang" saat tiap hari digempur "angin badai" gini :-)
ReplyDeleteSiiip. Tambah pinter wae bocah iki Rek !!
ReplyDeleteThx 4 sharing
Alhamdulillah anak kami yg pertama juga santai-santai aja ketika ikut test :) bahkan mungkin dianggap kayak bermain aja :)
Dari ayah yg lagi kagum ketika melihat langsung anak PD sekali tampil di pentas akhiru sannah (perpisahan TK) sebagai Raja Sulaiman ..... :)
Tak kukira si kakak bisa cool kayak gitu :)
Bisa dicoba nih untuk Reta 3 tahun lg....
ReplyDelete'Jadi mikir (lg) kenapa yah kok ibunya Abe dulu nggak lulus-lulus :-D'
aduuuhhhh jadi Raja Sulaiman pasti seru sekali itu mas Iik!! :-D semoga Akyas jadi anak sholih ya...
ReplyDeleteiya, si kakak cool mungkin iru umminya kali mas :-b
hihihi
selamat mencoba :-)
ReplyDeletehahahaahahha
tanya saja sama Bapaknya Abe! :-b
bukan hanya untuk ujian sekolah...bahkan untuk segala hal dalam rumah tangga...kuncinya memang satu...Buat kondisi ibu nya anak anak dalam kondisi senang, nyaman karena hal ini akan berdampak terhadap segala aktifitas di rumah. .... (hmmm denger tuh para suami !!! buat kondisi istri anda merasa senang nyaman dan tentram, pasti akan menebar kecerahannya ke seluruh penjuru rumah !! )
ReplyDeletetermasuk di dalamnya menyediakan tenaga yg bisa membantu meringankan pekerjaan ibuk-ibuk
...
...
...
.........termasuk menyediakan yg 'sekaliber' ibuk yach mas Iwan :) ....kedip-kedip
iya tuuhhhh **semangat**
ReplyDelete...
...
...
oh ya! si mbak Pin memang berbadan besar juga lho, "sekaliber" ibuk!! huehuehheu asyik kann??? **amazing, apa Om IIk kenal ya sama mbak Pin? kok tau?? hehehe
HARAP TENANG ADA UJIAN.
ReplyDeleteini tenang dalam pengertian apa ya mbak, kira2? tenang = tidak bersuara keras. atau tenang = jgn cemas dan gelisah??
hehehe....
hehehehe ya itulah maksudku Tik... :-D
ReplyDeleteha..ha...bener 100 %. Anak-anak ujian, yang juga stress adalah ibunya. Tapi saya setuju dengan apa yang dikatakan Ustad Choirus, stress ibu...justru bisa mempengaruhi emosi anak. Ujung-ujungnya anak juga ikut stress.
ReplyDeleteTrims sharingnya ya..mb Wahida. Berbagi pengalaman Insya Allah juga akan meningkatkan ilmu kita menjadi orangtua. Amin. Big hug..
sama-sama kak Lily...kak Lily juga "buku" bagi saya, tempat belajar banyak hal :-) big hug baack
ReplyDeletepsikologi juga ya mbak?aku juga ni, psikologi undip :)
ReplyDeletereally???
ReplyDeletewhat a nice...iya, aku dari unair, angkatan 95...pantesan kamu ngeh bhs jawa hehehe
angkatan berapa??
iya....angkatan 99 hehee...asli yogya mbak....:P, nice to know you too...
ReplyDeleteoooo new yorker tho... hehehe
ReplyDeleteassalamualaikum....
ReplyDeletemampir yuk ke siteku, ada cupcake lucu2 & cantik, cookies hias, tumpeng, dll buat ultah si kecil, perayaan dsb...