Hari ini, aku pingin mengajak semuanya untuk masuk ke alam pikiran Ustadzah Wijanah. Beliau adalah walikelas Abe yang baru (di kelas 2). Konon, walaupun ramah orangnya terkenal disiplin dan cukup tegas. Pas banget untuk Abe, karena kalo dirumah, dua hal itulah yang menjadi kekurangan sang Ibundanya dalam mendidiknya. Jadi, Ustadzah Wijanah dan Ibunda Wahida, bisa saling melengkapi
Mari sejenak kita berpura-pura menjadi beliau, dan mencoba memahami apa yang ada di pikiran beliau, ketika cerita ini terjadi.
Hari Sabtu terakhir sebelum dimulai tahun ajaran baru. Undangan walimurid ke sekolah, untuk berkenalan dengan walikelas baru, sekaligus screening awal perkembangan anak-anak. Untuk pertama kalinya walikelas mendapatkan kesempatan untuk berkenalan dengan anak-anak, melalui orangtua-orangtua mereka. Kira-kira adakah kesulitan dalam perkembangan ananda di kelas 1 dulu yang belum tuntas? Dan sebaliknya, kira-kira apa potensi terbesar yang dimiliki anak-anak?
Suasana kelas sekitar jam 8 pagi masih sepi. Hanya ada 4-5 walimurid yang mengantri di bangku kelas 2D, menunggu giliran menghadap walikelas Ustadzah Wijanah. Mungkin kebanyakan orangtua lain memilih untuk datang agak siangan (pasti dengan alasan nggak mau antri, padahal kalo lihat sepinya pagi ini, yang datang siang nanti bakalan lebih banyak).
Dari 5 orang itu, yang datang paling belakangan adalah Ibunya Abe. Beberapa kali ketika berganti walimurid, Ustadzah Wijanah sempat melirik kearah Ibunya Abe. Ah, ada Bu Wahida, pikirnya. Pengurus Komite Sekolah. Penulis tetap di majalah sekolah. Namanya dan wajahnya terkenal seantero Sekolah Al Hikmah (beberapa orang bahkan mengira dia tinggal di sekolah). Beruntung sekali aku jadi walikelas anaknya tahun ini, begitu pasti pikir Ustadzah.
(Eiitt..!! Nggak boleh ada yang protessssssssss ini
Ketika itu, Bu Wahida seru mengobrol dengan walimurid lain yang baru datang setelahnya. Sampai-sampai Bu Wahida nggak sadar bahwa sudah sampai gilirannya. Alhasil, seorang Bapak Walimurid pun memutuskan untuk maju duluan, memotong antrian. Bu Wahida tetap bergeming, tak keberatan atas dipotongnya antrian, masih memilih mengobrol seru dengan SKSD-nya (karena kalau melihat isi obrolannya yang seputar “anaknya berapa? yang kelas 2 namanya siapa?”...atau “tinggal dimana?”, pastinya Bu Wahida dan ibu itu belum pernah saling kenal sebelumnya...suatu hal yang Bu Wahida pasti nggak tahan...ada yang belum mengenal dan dikenalnya??? Itu nggak boleh terjadi!).
Urusan dengan si Bapak sudah selesai. Bu Wahida masih ngobrol juga.
“Silahkan, Ibu...giliran siapa sekarang?” panggil Ustadzah Wijanah dengan suara agak dikeraskan.
“Ohhhh..iya, saya Ustadzah!” jawab Bu Wahida dengan suara yang sedikit terlalu renyah, sisa obrolan.
Dengan grusa-grusu, Bu Wahida berjalan kedepan. Benahi tas, baju, dan pamitan dengan si ibu satunya tadi, dilakukan beberapa detik saja secara bersamaan. Baru saja dua langkah...
**GUBRAXXX**
Inna lillahi... Bu Wahida menabrak bangku di barisan sebelah kirinya. Heran, padahal lorong antar bangku
“Nggak papa, Bu” jawab Ustadzah senyum sambil meluruskan kembali bangku yang penceng tertabrak kaki gajah, eh kaki Bu Wahida. “Silahkan duduk”
Bu Wahida pun duduk. Ustadzah mengangsurkan segelas air mineral. Bu Wahida menerima dengan penuh terimakasih. Lalu sedotannya. Bu Wahida menerima sedotan dengan senyum, lalu sepersekian detik kemudian, sedotan jatuh ke lantai. “Aduh” seru kecil Bu Wahida, lalu memungut sedotan.
Duduk tegak lagi, dimulailah pembicaraan. Dimulai pengumuman starndar soal kelas baru, buku pelajaran, jadwal mengaji, dan lain-lain. Berjalan lancar tanpa insiden berarti. Lalu waktunya Ustadzah Wijanah memberikan paket keperluan Abe di kelas 2. Amplop coklat besar berisi badge kelas 2D, roster, jadwal menu lauk-pauk, dan banyak lembar pengumuman dari urusan tatib kelas sampai ekstrakurikuler. Amplopnya memang tidak tertutup rapat. Dan sedetik kemudian...
**BBRRUUUAAAARRRR!!!**
Segenap isi amplop yang baru mendarat di tangan Bu Wahida, seketika berhamburan bertebaran di lantai, dibawah meja Ustadzah Wijanah. Kacau, suasana penuh dengan kata “maaf”, kata “nggak papa”, pandangan ngeri walimurid lain (karena anaknya harus sekelas dengan anaknya Bu Wahida), suara kresek2 yang ditimbulkan dari kertas2 yang dipunguti Ustadzah Wijanah dan Bu Wahida sampe beberapa kali kejedug meja guru... Pokoknya kacau! Untung nggak lama.
Ketika suasana sudah tenang dan semua sudah duduk tenang di kursi, Ustadzah Wijanah pun melanjutkan..
“Jadi Bu Wahida, gimana dengan Abe? Apa saja kesulitan yang dihadapi Abe waktu kelas 1?”
“Kalo Abe itu Ustadzah, dari TK juga selalu masalahnya itu-itu saja, soal tanggungjawab (suka lupa ketinggalan barang2nya di sekolah) dan kemandirian. Soal pelajaran dan nilai, dia nggak pernah mengalami kesulitan (kecuali mungkin motorik halusnya untuk pelajaran menulis masih saya rasa kurang). Yang paling sering bikin masalah ya itu tadi, aduhhh anak itu cerobohnya bukan mainnn...Ustadzah!” (nada heran)
Ustadzah Wijanah cuma tersenyum...
Kira-kira apa ya yang ada dipikirannya beliau??? <==== (pertanyaan nomor 1 untuk pembaca)
[QUOTE]
“Jadi Bu Wahida, gimana dengan Abe? Apa saja kesulitan yang dihadapi Abe waktu kelas 1?”
(Jadi siapa yang sebenarnya sedang menghadapi kesulitan disini??) <==== (pertanyaan nomor 2 untuk pembaca)
[QUOTE]
Beruntung sekali aku jadi walikelas anaknya tahun ini, begitu pasti pikir Ustadzah.
(BENARKAH???) <==== (yang ini jelas-jelas satu pertanyaan besar untuk penulis)
Keterangan Foto Ustadzah : ini hasil jepretan Bu Wahida lhooo
Keterangan Foto Bu Wahida : maap gak tau ketlisut dimana tuh poto **garuk-garuk kpala**
jawaban no 1 : saya tau nurun dari mana cerobohnya...
ReplyDeletejawaban no 2 : tentu aja bu ustazah..
hihihi
dari awal aku sudah tahu kalo Dydy orangnya pinter...
ReplyDelete**tapi tetep nggak nyangka sepintar ini dia**
huehuehueheuhueh ;-)
Hayah, mbok kamu duduk sebangku ma Abe, Da
ReplyDeletetrus dapet ekstra jam pelajaran dari Ustazah, subjeknya khusus masalah ceroboh :P
*kebayang amplop beterbangan, kertas berjatuhan, hiks, untung, kemaren kita ketemu, kamu pas minum pil anti ceroboh*
plus remidi di hari Sabtu ya kak hihihi
ReplyDelete**gak sempat perhatikan ya?? kemarin nyaris dudul karena kacamataku nyaris ketinggalan (untung ada titin ma Rima hihi) trus ternyata dompetku nggak kebawa alias ketinggalan di hotel, jadi pas mau bayar sempat eyel2an dulu sama Mbak Maya wekekekekek**
**nasiiippp**
hehehehe... jawaban no 1 sih sepertinya 'Oooo jadi wanita cantik ini yang menurunkan gen ceroboh'
ReplyDeleteJawaban no 2 tentu saja wali kelasnya abe.
^_^
ayu-ayu kok biyayakan ae tho yooo.....*gedeg-gedeg*
ReplyDeletedari sini nih, napsu baca langsung melorot..paling juga memalukan....bener khan..MALES DEH IH!! GRASA GRUSU BANGET, RABAK...BETEK DEEEH!!! coba deh yang anggun sekali2!! *ini asli gaya aku kalau ngomel, dengan mata melotot, bibir manyun,suara melengking*
ReplyDeletegyahahaha mbak.. user net plirak plirik ke akuw karna senyum2 dikulum ga bisa nahan tawa .. huaaa:((
ReplyDeleteJawaban No.1 : Mentang2 anak pertama.. gennya di monopoli, ga ada campurannya ma bapaknya dikitpun ;))
Jawaban No. 2: yg kesulitan itu benernya sang ustadzah.. menghadapi 2 makhluk dengan sejuta topan dan badai..
Bu Wahida yang terhormat,
ReplyDeleteBerdasarkan apa yang sudah saya baca, sejujurnya saya prihatin dengan nasib ustadzah Waljinah eh Wijanah untuk setahun kedepan. Betapa beliau akan makin kurus, makan ati, dan mungkin ketombean karena stress akan terus berhadapan dengan Bu Wahida yang pastinya akan sering keluyuran di sekolah dikarenakan jabatannya sebagai Pengurus Komite Sekolah, Penulis tetap di majalah sekolah dan yang nama dan wajahnya terkenal seantero Sekolah Al Hikmah meskipun dalam kesehariannya tidak pernah mandi.
Apalagi sekarang beliau menjabat sebagai wali kelas Abe, mau tidak mau, setiap berpapasan harus mengangguk, sedikit bercanda *meski dengan hidung ditutup rapat karena abab menguap dari orang yang belum sikat gigi* dan berbasa basi, gak mungkin akan memalingkan muka dan berpura pura tidak kenal, apalagi mencibir atau yang paling kasarnya pun langsung berlari menjauh sambil berteriak histeris setiap melihat wajah Bu Wahida. Adalah deraan hidup yang amat berat, beliau tidak tahu salah apa sehingga mendapat cobaan dalam jangka waktu yang lama.
Saya prihatin dengan nasibnya.
Saya ingin berdemo di depan pagar sekolah supaya beliau mendapat penghidupan yang layak, dengan menjadi wali kelas murid dari orang tua yang normal, sehingga pikirannya bisa terfokus buat anak-2 saja. Kalau seperti ini, tentu pikirannya bercabang, sehingga bisa menambah tingkat emosi jiwanya dan mempengaruhi nilai di raport padahal sang anak tidak bersalah apa-apa.
Saya bisa merasakan penderitaan beliau, dan saya turut mendoakan semoga beliau, sang ustadzah Wijanah, bisa segera bebas dari stress taraf tinggi hanya karena 1 orang tua murid yang.... aaahh, betapa saya sukar melukiskan dengan kata-2 tentang sikap dan tabiatnya... *menetes airmata*.
Sudah dulu ya, saya hanya berusaha sopan supaya komen saya tidak mengalahi panjangnya postingan...
Saya mau mamam dulu, kamu mau kemana? Nanti kabar-2i ya, iihhh kamu gitu deehh aawwww....
Tabik,
Bu Maya
aduh bu Wahida yg terkenal seantero al hikmah koq bisa ya grogi begitu ampe bebrapa kali 'memamerkan' kecerobohanya qeqeeqeqeeqe....grogi mungkin takut tersaingi bu ustadzah yaaaaa...???? *** maaf mbak ya jangan marah ..peace !!!
ReplyDeletekalo di sitkom OB mirip si Ipul yak cerobohnya, :D
ReplyDeleteTetap beruntung toh jadi wali kelas Abe, kan jadi bisa lebih mengasah kesabaran dan bikin studi mengenai sifat-sifat manusia (lewat interaksi dengan ibuknya). *masih sambil menahan tawa tersembur terlalu kuat*
ReplyDeleteYang bisa jadi bahasan menarik di sini adalah, apakah kecerobohan itu lebih ke faktor genetis atau lingkungan, atau keduanya berpengaruh? :D
ReplyDeletehehe ustadzah Wijanah memang cantik kok orangnya :-) **senyum manis**
ReplyDeletetapi ya itu...semoga beliau sabarrrrrr :-D **nyengir**
paling nggak, sik ayu kan...??
ReplyDelete**meringis sambil gela gelo mamerin gigi hitam**
**melongo liat cara Dwina ngomel yang asli, ampe mo ngiler**
ReplyDeleteanggun itu apa ya artinya **lari cari kamus**
**bangga dengan jawaban Ocha yang no 1**
ReplyDelete**prihatin dengan jawaban no 2, semoga Bu Wijanah sabaarrrr**
mbak mbak, nanti kalo orangnya baca embuh yo!! **dasaarrr**
ReplyDeleteadduuuuh mbak kelakuaaaaan *geleng2 tak henti2nya*, di Surabaya ada John Robert Power gak? kesana giiih ...
ReplyDeleteuntuk jawaban dari pertanyaanmu :
1. Like mother like son ... gen dudulnya nurun tuuuuh
2. Dosa apa ya Bu Wijanah punya ortu murid kaya Mba Wahida ... biar kata penulis, komite, wajahnya terkenal ... tapi sayang banget yaaa dia amatlah sangat dudul dan ga pernah mandi hiks hiks hiks ...
Mbakyu, kalo ndak ati - ati mbacanya, aku mbayangin Bu Ustadzah itu nyanyi kroncong...
ReplyDeleteTak kiro... Waljinah jebul Wijanah....
;))
cuma bisa ngakak
ReplyDelete1. biar urusan mandi tak bisa dibanggakan, tapi aku tetep GOSOK GIGI ya!!! jangan asal tuduh apalagi menyinggung masalah abab...**icon blushing**
ReplyDelete2. hueheuh semua guru di sekolah al hikmah sudah terpilih, jadi mereka pasti sudah siap menghadapi berbagai macam walimurid...sama kaya guru2 di sekolahnya Rere Darryl ama Chacha!! **icon melet**
3. aku nggak sabar pingin liat kamu berdemo didepan pagar sekolah, BENERAN! **icon bernapsu**
4. komenmu kurang panjang tuh **icon melecehkan**
grogi soalnya sungkan sama ustadzahnya Mbak hehehe
ReplyDeletemarah??? siapa? apa? kenapa?? **icon bingung** :-D
gak koco gak mejo, kabeh kok mbok mplok to....?
ReplyDeleteasli ngakak....
Shafa ikut baca, tapi blas nggak ngerti maksudnya (yang gedubrakan siapa)
iya Mbak, cuman aku mainnya di serial OG **ya kan Mbak May???**
ReplyDeleteOG = Office Girl = Orang Gila = Obat Gosok
betuuuuuuuullllllllll :-D setujuuuuuuu La!
ReplyDeleteinilah contoh orang yang selalu melihat segala sesuatu dari segi positifnya...Saudara-saudara, Lila ini sangat patut ditiru **mengangguk sambil menebarkan nasihat kepada komentator yang lain**
duh Rinda....dalam kasusnya Abe,
ReplyDeletefaktor genetis? aku yang dibilang jadi penyebabnya
faktor lingkungan? ibuknya juga yang dibilang jadi biangnya
gak ada bedanya.....hikss...
**pilu**
kata Mb Agustin, aku pantesnya bukan lulusan JRP (John Robert Power)......tapi lulusan JMP alias preman Jembatan Merah Plasa wekekekekekek
ReplyDelete**Rima chayang, siapa tahu belum ngeh, JMP itu Mangga Dua-nya sby, okehhh??**
halahhh Mbak Dian podo ae karo Mbak Maya iki....heuheuehuhe
ReplyDeletenama beliau Ustadzah Wijanah, tapi dibacanya "Wiyanah" begituuuuuuuu **icon menjelaskan**
ustazah... sabar ya..
ReplyDeletesaya doain bu.. semoga nggak perlu sering2 ketemu ibunya Abe...
sabar ya bu....
karo kamisosolen kan?? *icon maklum**
ReplyDeletejangan dikasi tahu mbak, aku masih pingin dia salim kalo ketemu aku **icon terancam kehormatannya**
ReplyDeletehaaaaaaaiiiiiiiiiii sudah ol lagheeeeeee??????????????????????
ReplyDeleteini dimanaaaaaaaaaaaa??????????????????
pindahan lancar khaaaaaaaannnnnnn??????????
**malah bahas yang lain**
klo Wahida masuk John Robert Power....
ReplyDeletesi John Robert-nya itu bakal lari ke luar sambil teriak2 "I GIVE UP!! I GIVE UP!!"
:p
Aduh jeng.........ternyata semakin aku mengenalmu semakin aku tau ke-dudul-anmu..........
ReplyDeleteTp kalo tak liat eh tak baca dari cerita2mu..biasanya kecerobohanmu saat ketemu orang yg berkharisma menurutmu...jadi kamu grogi...misalnya yg pas di masjid itu trus ustadzah Wijanah ini....
Kalo masalah dompet dan kacamata itu emang dasar pelupa.........
Jawaban pertanyaan :
1. Gak jauh-jauhlah sifatnya nurun dari ibunya
2. Nasib malang siapa lagi kalo bukan bu ustadzah.
Pas itu kayanya dia mikir : mimpi apa aku semalam bisa ketemu ama walimurid dudul...manalagi pasti sering ketemu krn komite dan penulis tetap di situ..sudah pastinya sering ke sekolah dan banyak omongnya....
nebeng ol di rumah mertua... hehehehehh..
ReplyDeleteblom masuk rumah baru..
kulkas masih kosong...
dengan anak yang seperti Hari, kulkas kosong itu = gawat darurat! :p
wakakakakakakakakak
ReplyDeletemasa sih separah itu???? **icon tak percaya**
nggak lah...
ReplyDeletejauh lebih parah...
*yakin*
mungkin juga ya Mbak Ir, alasanmu masuk akal **icon berpikir sampe kejedug**
ReplyDelete"sudah pastinya sering ke sekolah dan banyak omongnya.... "
huahuahuahhahauuah ini juga yang paling buat aku sungkan sama beliau, duuhhh **icon mengutuk diri sendiri**
**langsung duduk sopan begitu tau ngobrol ma Harlia di rumah mertuanya**
ReplyDeleteeh, ngomong2 mpok, kesian mertuamu sekarang ya..? nasibnya gak jauh2 beda ama ustadzah Wijanah
**icon pilu kasihan sama mertuanya harlia**
**keluar dari pintu JRP dengan bergaya dan pamer gigi hitam ke Harlia**
ReplyDeleteduduk biayayakan Mit....tapi nggreweli..........
ReplyDeletesing penting ayu...
ReplyDelete**megal megol melet2 trus nabrak kulkas**
alhamdulillah sampe sekarang gw gak ngejedug meja dan menghamburkan kertas satu map di sini..
ReplyDeleteanak2 juga nggak kok...
*wajah lempeng*
aku yakin saat itu ibu wali kelas.menatap dengan tajam..........trus dirimu bilang........"kursinya gak pa2 kok bu..."
ReplyDeletebaru bu wali kelas tersenyum lega..............
tapi......?
ReplyDelete**nunggu klimaks cerita**
tapi...
ReplyDeletebiskuit punya nenek yang enak bwanget itu udah abis..
(oleh trio ibu dan anak.. )
hehehehehehhhh...
**langsung sorak sorak bergembira**
ReplyDeleteliat PM Har, PM...aku gak bisa ol YM, dipake suami
udah gw jawab pmnya.. barusan
ReplyDeletedi sini juga ga ada YM
pan komputer mertua.. :P
untung yang ilang kardus no 37 itu, isinya bukan komputermu
ReplyDelete**bersyukur**
lho??
yg jelas pikiran bu wali kelas : ooo....maiii.....gooooddddddd..........:P
ReplyDeleteklo gw bilang, ada kemungkinan itu isinya tabung cd yang berisi data2 karya gw dan foto2 dari th 2001 kira2 gimana 'Da?
ReplyDeleteya tau dooooong ... tapi jauh lebih seru Mangga Dua toooh, jadi kapan ke Jakarta lagi? ; p
ReplyDeleteuuuuh udah dudul, jadul lagi ... pake ginian segala, sinih aku hajarin eh aku ajarin ...
ReplyDeletelho mbak, jangan suudhon dulu.. maksudku, kalo faktor lingkungan, setidaknya abe masih bisa dibantu bu gurunya dengan 'lingkungan yang mendukung'. kalo faktor genetis yang berperan, ya setidaknya setelah ini bu w... (sing dudu waljinah, sopo mau jenenge..) dapet pahala sabar banyak :D
ReplyDelete*mencoba memandang permasalahan dari sisi positifnya*
Beneerr....
ReplyDeleteDimana Wahid lewat, pasti ada bunyi... jedukkk... bletaaaakkk... braaaaakkk.. krommppyyaannggggg......
huahahahah...aduh....bu Wahida...kok bisa sihhh..ceroboh gituuu..
ReplyDelete*sambil melangkah gaya dan dagu terangkat sombong*
oalah bu Wijanah...punya dosa apa toh sampeyan sampe jadi walimurid anak ratunya dudul
ReplyDeleteaku turut berdoa buat mu bu......hahaha
Salut salut....
ReplyDeletegak usah nunggu tua.............sekarang aja udah tuh......hahahahahahahaha
ReplyDeleteJawaban no.1: "Oooohh pantesaaannn..", ujar Ustadzah dalam hati, setelah menyaksikan bagaimana grasa-grusu nya Ibunya Abe
ReplyDeleteJawaban no.2: Yang mengalami kesulitan ya justru Ustadzah Wijanah, malah sebenarnya pertanyaannya Ustadzah soal Abe cuma basa-basi belaka, karena pasti tebakan Ustadzah benar soal Abe dan Ibunya.
Btw ada ijinnya gak nih masang foto Ustadzah?? ntr jgn2 nanti dikomplen lho sm beliau, kali aja Ustadzah suka ngeMPe juga...:-)))))
kekekekkekekekekek....walah mbak mbak..aku ki mbayangno kok yo smpe ngakak dewe...hahaha
hihihihihihi
ReplyDeleteaku nek wes sesi ilok2qn boso suroboyo ngene iki jian seneng tenan :))
ReplyDeletelhooo Wahida ini alimnus JRP, sayangnya salah masuk, bukan JRP John Robert Power tapi JRP = JuRrasic Park....:)))
ReplyDelete**wajah langsung tertekuk**
ReplyDeletemoga ketemu...**walau tak biasa dan canggung, peluk harlia usap2 bahunya**
**kebayang foto2 kenangan itu hikssss**
hihihihi kalo hati M Shiel n M Ag udah adem lagi dan perlu dihangatkan (atau dipanaskan??) hihihi
ReplyDeleteudah lamam bisa **wek!**
ReplyDelete**icon melet** <===== ini mode terbaru, dudul... :-D
gaya ibu wahida ini bener asyik... penuh percaya diri dan ... gubraks....
ReplyDeletedengan kata lain, ngeles...... hihihihi
ReplyDeleteyah Rind, kamu bener, semoga ustadzah sabar... **ambil napas panjang menyesali diri sendiri**
maksudmu yang ini??
ReplyDelete"mirip mbak sama aku...
tapi kayaknya rela gak separah itu d!
*hehehe pembelaan diri =P
=======> **tendang2 batu di jalan, sebel karena komen Rela terbukti**
kau membuat diriku merasa seperti pelaku tontonan keliling atau apa deh Mbak hahahahaha
ReplyDelete**sudah baca**
ReplyDeletewakakakakakakak insiden salah masuk mobil itu aku asli PERNAAAAAHHH!!!!!!! **hihihi abis ini deh kutulis**
hayahhhh aku bisa baayngin dudulnya
ReplyDeletepotonya manaaa?????? yang sanggulan....coba posting lagi disiniii!!! hiihiihihi
kaya gak mau kenal gitu kan Mbak??
ReplyDeletekikikikikikik **ati2 kalo di sekolah tiba2 ada ibu2 jatuh dari lt atas (tempat klas 2) trus njatuhin kamu dibawah (tempat klas 1), mungkin itu aku, dan kita akan kopdar dengan cara yang amat sangat manis :-D**
ujian dari Allah teh...supaya beliau tambah sabar **hihihih**
ReplyDeleteini...?
ReplyDeletemaksudnya...?
salut sama siapa ya mbak...?
aku..??
horeeeeeeee!!!!!
**kesenengen**
ini...?
ReplyDeletemaksude...?
sopo...?
sing tua....?
mbak agustin....??
**sigh**
memang...
**prihatin**
kemarin sih udah ngirim pesan kalo beliau masuk blog...nggak tahu apa yang terjadi begitu beliau baca...
ReplyDeletemungkin ngomel sama mbak maya karena dipanggil Waljinah **biar aja biar tau rasa mbak maya** huheuheuhehue
hahaahahahahhah
ReplyDelete**tapi sakno Rima mbak**
iki anyaaaaaarrrrr maneeeehhhhhhh!!!!! **ngakak**
ReplyDeletekalo aku masuk Jurassic Park, lha mbak Mita apa lho?? **sekali lagi, nyandak umur**
PD penting pak...sangat penting **benerin kacamata hitam**
ReplyDeleteawwww **mata kecokrok gagang kacamata**
*srimulat mode*
ReplyDelete*kasih kolam isi es buat mba shiel n' mba utin*
ReplyDeleteberangkaaaattt ; )
aaaah maca ciiiih ... *colek dulu aah*
ReplyDeletega masyalah ... silahkan monggoooooo ... *sambil memalingkan muka*
ReplyDeleteah Pak Ivan, jadi malu... **kecokrok lagi**
ReplyDeleteeh, Pak Ivan kembaran sama Pak Iwan ya????
wakakakakakakak jangan panggil dia mbak utin.......panggil aja dia mbah uti.....**hihihiihi**
ReplyDelete**langsung membeku**
ReplyDeleteemang ngerti?? opo sing diomongne mbak dian mau iku?? **nyebek**
ReplyDeletekualat lo yaaa sama orang tua .... *ngaciiiir*
ReplyDeletepokonya ngerti deeeeh ... tapi jangan tanya artinya apa ... *gubraaaakk*
ReplyDelete**melu Rima ngaciirr**
ReplyDeletejangan kuatir Rim, selama masih ada aku, pasti aku akan terjemahkan ke dalam bhs indonesah yg baek dan benar....:)))p
ReplyDeletehah...ada mbah uti disiniiiii????
ReplyDelete*mbah niki mbah, untu palsune ketinggalan*
......untu palsu ireng.....
ReplyDeletehehehe ya gt d!
ReplyDeletetapi kan walopun c***h .... banyak yang sayang dg mbak wahida...
dari postingan dah komen yg telah dibaca sepertinya..semua menjurus ke arahmu...
ReplyDelete*ngebayangin tersiksanya Abe punya emak seorang anggota MAFIOSO*
**langsung senyum lebar, merasa terhibur**
ReplyDeletekuharap sih dia tidak tersiksa, dan menerima takdirnya menjadi mafioso junior :-D
ReplyDelete**untung Bea kayaknya selamat dari sifat yang satu ini Mbak Iya...dia lebih tenang kaya bapaknya :-D
Bu Wahida itu siapa sih? Kok terkenal sekali kedudulannya?
ReplyDelete*plonga plongo pilon*
ReplyDeleteIni postingan yang tak tunggu-tunggu, another dudul story...
Gak jauh beda sama Bas, kalo kata temenku ada salah satu syaraf otak yang putussss ;ppp
Kalau Wahid mungkin seluruh syarafnya putus...
ReplyDeletehahahahahah
ReplyDeletebtw kamu kok makin cakep ya kalo plonga plongo gini Rik???
**langsung pegangi kepala ngecek syaraf di otak**
ReplyDeleteoohhhh jadi gitu ya sebabnya..**manggut2**
ehhh...ngomong2 kepalaku kok gini ya bentuknya??? **salah pegang dengkul**
**kejam**
ReplyDeleteamiinnnnn
ReplyDelete**takzim**
Pertanyaan dari Bu Uztadzah Wijanah, "Bagaimana kalau Bu Wahida sekolah lagi? Biar cerobohnya sembuh?" hihihi...
ReplyDeletekalo aku sekolah lagi, beliau masih mau gak ya jadi walikelasku?? **tak berani berharap**
ReplyDeletehihihih.. nih kisah nyata yaa Mbak?? :D *cengarcengir bingung* :D hehhehh
ReplyDeleteKisah nyata? Hiks, sayangnya iya..
ReplyDelete:-S
HA....HA....HA...HA.......
ReplyDeletehuss....telat banget ngguyumu hihihi
ReplyDeleteaduhhh tak terasa udah setahun berlalu...sabtu besok, aku cukup deg2an menungg siapa yang akan jadi walikelasnya Abe di kelas 3 **terharu merindu**