Apa sih kuncian yang paling bisa bikin ibu-ibu mati gaya kutu??
Sekarang coba kita telusuri lewat review kegiatanku seminggu ini.
What...a WEEK!!
Dimulai Rabu, seminggu yang lalu...
Mbak Prapti minta ijin pulang seminggu. Mbak Sukini (kakaknya) mau menikah, dan karena Mbak Prapti dan Mbak Pin sepupuan, maka akhirnya Mbak Pin mau tak mau ikut pulang juga menghadiri acara pernikahan. Selama ini, mereka berdua selalu bergiliran kalau mudik (kecuali lebaran tentunya). Dan kalau sampe mbak berdua pulang bareng, maka yang terjadi denganku adalah....
Itu sih keciill...!
Dari jaman dulu aku selalu berusaha tidak tergantung dengan asisten. Artinya, kalau mereka ada, ya alhamdulillah, bisa ngempi puas-puas (hehe, ngempi lagi yang dipentingin). Kalau mereka nggak ada, urusan domestik rumah tangga masih bisa diatasi lah...
Tapi tunggu..!!
Minggu ini kebetulan banyak banget tugas dan jadwal kegiatan. Tugas dari sekolah : menyelesaikan bikin blog walimurid karena harus di launching Sabtu pagi, mengirim undangan acara launching via sms kepada 2000-an wlimurid (ya! ke 2000 nomer!) dan karena Bu Eka (staf komite yang biasa menjadi partnerku dalam ber-sms) sedang cuti melahirkan dan tidak kutemukan orang lain untuk membantu (ada aja halangannya, hiks) akhirnya aku harus sms undangan itu sendirian (ya! sendirian! dan ya! ke 2000 nomor!) oh God, begitu selesai, jempolku jadi dudul. Biarpun aku sedang diam, si jempol itu terkadang bergerak-gerak sendiri (hahahaha ampuunnn Ya Allah... semoga sms-center sekolah cepat terealisasikan).
Tapi it’s okelah...aku masih bisa mengatasi semua.
Jumat sore, blog akhirnya kelar. Tanpa ada perintah revisi SAMA SEKALI dari Ust. Baihaqi, humas sekolah. Beliau memang sama sekali tidak pernah rewel untuk urusan desain mendesain. (**hari kebalikaaannn!!** Hihihi kakiku sampe gempor ustadz, karena naik turun naik turun nyambi nyuci baju diatas dan bolak-balik revisi blog di komputer dibawah, ampuunnn :-D)
Jumat sore itu, kitapun berangkat ke Taman Dayu. Ada acara outbond sama karyawan di The Pines Hills. Begitu acara dimulai, nggak nyangka kalo sebanyak itu pesertanya (87 orang!) wah, sempat melongo juga. Tahun ini memang ada penambahan karyawan karena Mas Iwan baru buka cabang di Jember dan ini pertama kalinya semua ngumpul. Untung tahun ini gak perlu jadi panitia, jadi bisa ongkang-ongkang jadi ibu boss di bumi perkemahan (hihi).
Anak-anak bersemangat sekali sampe ketika pulang, mereka mengkoleksi banyak sekali luka-luka di sekujur tubuh. Abe njongor dari sepeda sampe dahi benjol, padahal sore sebelumnya dirumah kakinya sempat kena knalpot motor (aduhh). Bea tak terhitung banyaknya jatuh waktu lari-lari (oalah). Ibuk juga tak mau kalah, sempat kesandung tali tenda dan sukses mencium tanah keras aroma pinus, meninggalkan banyak luka kecil di sekujur tubuh (asyik). Sedang Bapak? Paling parah! Setelah permainan bola, kakinya bengkak dua-duanya ( tuhkan? itu akibatnya kalo lama gak futsal), dan matanya BINTITAN! (I know, demi kesopanan cobalah tahan ketawa Anda, jangan seperti saya yang selalu gagal melakukannya **sigh**).
Minggu sore, waktu kita pulang kerumah, kita seperti keluarga dari antah berantah yang aneh. Gerakan badan kaku (karena banyak luka perih di badan), suara serak dan muka bengep semua (kurang tidur, bahkan anak-anak juga karena ngotot ikut acara api unggun sulut kembang api), dan begitu masuk rumah otakku pun ikut bengep demi melihat kenyataan rumah berantakan, belum lagi bagasi mobil masih penuh baju kotor, dan anak-anak yang justru jadi full-charged lagi karena di perjalanan pulang pada tidur.
Masih bisa gaya??
Masih doong, apalagi Sabtu sore ada hiburan. Dua orang wartawan telpon minta wawancara, sehubungan blog walimurid Al Hikmah yang baru saja di launching. Ulah Ustadz Baihaqi lagi, yang malah “mengarahkan” liputan pada aku (sebagai sesama manusia belakang panggung, Ustadz kali ini sudah mengkhianatiku :-D).
Tapi c’moonnn...!
Siapa sih yang nggak seneng masuk koran?? **hihi ini mah namanya mengkhianati diri sendiri**
Senin pagi, setelah chaos, akhirnya anak-anak sukses di-drop di sekolah. Lumayan ada waktu sampe jam 12 siang (Bea pulang). Eiiitt!! Hampir lupa! Senin jam 9 pagi kan ada tugas acara di Pengajian AsMaRa?? (AsMaRa = Assakinah Mawaddah wa Rahmah, salah satu kelompok pengajian walimurid yang aku ikuti). Tergopoh-gopohlah aku sambil terbayang cucian yang baru separo kepegang, itupun harus nglembur sampe tengah malam. Hari itu acaranya oke juga, bedah buku “Rival-Rival Istri”. Tak tanggung-tanggung, pembicaranya adalah penulisnya sendiri, Sinta Yudisia. Untungnya, akhirnya aku ‘hanya’ kebagian dapuk baca ayat-ayat Al-Qur’an diawal acara, jadi bisa pamit lebih awal untuk....nganterin lauk pauk makan siang Abe ke sekolah (gara2 chaos dipagi hari, lauk Abe jadi gak sempet disiapin dari rumah)!.
Baru saja udang goreng asam manis kebeli dari Restoran Primarasa (yang deket sekolah), datang sms. Dari Pak Boss, Ustad Baihaqi (serius, habis ini aku mau mendaftar jadi staf humas di sekolah aja). “Kami butuh fotografer, sekaligus model walimurid 3 orang, buat foto liputan blog walimurid di Jawapos”. Oke, oke...nggak masalah. Sms sana sini, akhirnya Mbak Asih dan Mbak Dewi mau (mereka temen pengurus di komite sekolah). Fotografernya, hmm...biar kata Mas Iwan lagi bintitan, tapi kayaknya masih bisalah...(**hahahaha** tuh kan? Tiap bayangin wajah bintitan itu, selalu saja gak bisa tahan ketawa). Pemotretan dijadwalkan Selasa jam 10 pagi di SD.
Selesai jemput Bea, ternyata tak langsung bisa pulang, karena harus belanja bahan makanan dulu. Dan yang penting, belanja untuk persiapan tugas Selasa besoknya. Apa itu? MENGAJAR! Ya, dalam rangka proyek tema di sekolah Abe yaitu “Harapan Orangtua” maka tiap kelas mengundang salah satu walimurid untuk mengajar di kelas tentang apa saja harapan orangtua kepada anak-anaknya. Dan Bu Wijanah (walikelasnya Abe) sudah jauh-jauh hari “memperingatkan” bahwa dari kelas 2D, akulah yang nanti akan ketiban sampur. Mimpi apa ya...kalo membayangkan kelas 2D, aku lebih bisa membayangkan diriku sebagai murid disana daripada seorang guru (hihihi ini serius). Akhirnya, aku pun ‘menawar’ kepada Ustadzah “Kalo nanti ngajarnya berupa game-game aja, boleh nggak Ustadzah?”. Untunglah boleh...
Selesai belanja langsung jemput Abe jam 4, sampe rumah nyaris maghrib karena sekalian beli makanan untuk makan malam. Dan dudulnya, Mas Iwan memutuskan untuk beli makanan di Agis, restoran dekat sekolah. Kenapa dudul? Karena jelas-jelas disitu ada kolam renang dan taman bermain, awalnya niat take-away itu biar kita semua bisa cepat pulang, jadi kacauuuu!
Malamnya ketika semua sudah tidur, barulah Ibuk bisa urusin cucian, sambil di ruang cuci gunting2 sticker dan pernak-pernik game untuk anak-anak besok. Selesai hampir tengah malam, Ibuk masih bisa gaya lah... (cerita serunya mengajar di kelas Abe, ntar ditulis di postingan tersendiri deh).
Selasa, dengan masih gaya pol semua berangkat ke sekolah.
Yang agak bikin deg2an, tadi pagi Bea sempat pup cair, dalam hati sih aku berdoa aja semoga ini cuma karena dia capek. Setelah kukasih Kaopectate kayaknya juga berhenti. Karena Rabu besok, aku ada tugas lagi, baksos sama ibu-ibu Majelis Silaturahim (yang ini kelompok ibu2 seangkatan di kelas 2). Dua minggu lalu, waktu survey panti asuhan tempat baksos, aku sudah bikin kumis Ibu Ketua Sisil meradang karena diam2 aku mangkir survey, pergi ke Jakarta dan malah kopdar sama temen2 MP disana. Kalo sampe kali ini aku batal ikut baksos, bisa-bisa bukan cuma kumisnya yang meradang, tapi sekujur rambut di tubuhnya ikut meradang! Jadi, besok sehat ya Bea... **komat kamit**
Selesai mengajar, umek pemotretan di SD. Biar mengaku kalo dirinya nggak fotogenic, tapi rupanya Bu Wahida menikmati juga membayangkan besok nampang di Jawa Pos **dasar narsis terpendam**. Apalagi pas pemotretan, Ustadz Suli (staf humas juga) membawakan koran Surabaya Post edisi Senin yang sudah duluan memuat berita blog walimurid. Duh, tambah narsis deh Bu Wahida, melihat namanya tercetak di koran (walaupun dengan ejaan yang salah hikss) berkali-kali seakan semakin lama dilihat, suatu saat nama itu akan berbuah strawberry atau apa.
Walaupun sudah mengalami 5 hari yang melelahkan, aku merasa masih gaya. Apa karena nama di koran tadi itu ya? **wakakak** ternyata kenarsisan tidak se-useless yang aku kira, paling tidak kali ini adrenalinku jadi terpompa. Bak ramuan polijus, aku jadi bisa menghadapi setumpuk pekerjaan di rumah dengan perasaan yang lebih ringan.
Tapi rupanya tak lama...
Bea yang sudah hidup bebas pampers, tadi pagi memang berangkat sekolah dengan pake pampers (untuk jaga2 kalo2 dia masih pup cair) dan di tas juga kusertakan satu pampers ekstra. Pas jemput Bea di sekolah, laporan Bu Zumroh (walikelas Bea) langsung menguapkan aroma polijus dalam tubuhku. Di sekolah, ternyata Bea masih mencret2 juga....
Pulang sekolah, Bea langsung ketiduran, lamaaaa sampai aku bisa membereskan banyak pekerjaan rumah **lumayan**. Melihat tumpukan baju bersih, rasanya aku merasa masih ada sisa ramuan polijus melekat di tubuh....
Sampai sorenya ketika Abe pulang sekolah (dijemput bapaknya)...
Rupanya luka knalpot di kaki kanan Abe yang kemarin sudah lumayan kering, mengelupas lagi waktu dia bermain di sekolah! Berdarah-darah lagi! Dan oh my....oleh dokter sekolah, luka itu sekarang dibalut dengan kasa dan plester. Selama ini aku menghindari membalut luka itu karena takut nempel di luka (dan luka tak kering2), dan memilih menangani dengan salep khusus saja.
Malamnya, kita pun berbondong-bondong ke dokter di klinik dekat rumah. Bea mencret parah, sedang Abe sebentar2 histeris kesakitan karena rupanya yang kutakutkan baru saja terjadi. Lukanya menempel di kasa pembalut. Namun begitu, dasar anak2ku, biar jadi pasien tapi masih juga bikin heboh UGD. Bea nyanyi2 nari2 nggak karuan, menyapa semua anak2 disitu sementara di bagian belakang tubuhnya, si pampers sudah menguarkan bau yang...yahhhh tahu sendirilah bagaimana. Si Abe malah sempat makan mie goreng sama Bapak **aduhh untung nunggu dokternya lumayan lama, kalo dokter panggil2 sementara pasiennya masih makan mie di pinggir jalan dekat klinik, apa jadinya...mana bapaknya ikut2an lagi! Oalah**
Singkat cerita, hari ini akhirnya aku pun mati gaya....mati kutu...!!
Bea masih mencret dan atas saran dokter, Abe diminta dirumah saja untuk beberapa hari, demi menjaga supaya luka tidak terkena debu atau mengelupas lagi. Hari ini akhirnya aku tidak bisa menyertai ibu-ibu baksos di panti asuhan. Sedih juga, karena boleh dibilang aku hampir tidak pernah absen di acara Majelis Silaturahim. Aku bahkan seksi acara disitu.
Rupanya inilah yang menjadi kuncian para ibu yang mengaku aktif. Kalau anak-anak sakit!
Ditinggal pembantu, masalah kecil. Banyak deadline, aku masih bisa menghadapi. Tapi kalau anak-anak sudah sakit **apalagi dua-duanya** aku terpaksa memberanikan diri untuk menghadapi kenyataan bahwa mungkin, besok seluruh rambut di tubuh Mbak Sisil akan meradang dan memancarkan sungutnya kearahku.
**tatuutttt**
:::::.....
Capek ya bacanya...?
Sebenarnya aku ingin sekali posting beberapa kegiatan diatas juga foto-foto, tapi menyusul aja ya. Blog walimurid yang kubikin itu, bisa dilihat di http://keluargaalhikmah.wordpress.com disitu ada juga laporan pengajian AsMaRa, baru saja kuposting tadi. Ada hikmahnya anak-anak dirumah hari ini, aku jadi sempat update blog walaupun sedikit berebutan giliran komputer sama mereka hehe.
Kabar baiknya, nanti sore si Mbak sudah kembali kerumah. Dan tadi jam 12 siang, aku baru saja nambah keponakan baru. Subhanalloh, alhamduillah akhirnya Tante Uphi (adik bungsunya Mas Iwan) melahirkan anak pertama. Jadi kalau dipikir-pikir, aku sebenarnya masih bisa gaya lah **hehehe** toh dalam hidup ini, kapan saja selalu akan ada banyak hal untuk disyukuri kan? :-)