Sunday, February 24, 2008

[Bali] Day 5 : What A Holiday! Kamipun Terjebak Banjir Bandang di Pasuruan!!


Pagi itu kita ke Sanur berbarengan dengan rombongan SMP something dari Jawa.

Sebelumnya ijinkanlah aku menyebut seseorang, kepada siapa aku mendedikasikan postingan ini, dia yang tak lelah menanyakan kapan aku posting Bali Day 5 walaupun aku sedang nungguin Bea yang 4 hari opname di RS...
Kasihan Mas Yudi (http://yudexelex.multiply.com) yang memang sangat hobi membaca ini, pasti dia sudah benar2 kehabisan bahan bacaan... **menghela napas** :-D
Monggo Mas, meniko postinganipun, mugi dipun midangetaken... :-)

:::::.....
[Bali] Day 5 : What A Holiday! Kamipun Terjebak Banjir Bandang di Pasuruan!!

Rabu, 30 Januari 2008

Selepas Subuh saat anak-anak masih tidur, aku pergi menemani mas Iwan yang pingin hunting foto sunrise di Sanur. Sekembalinya, packing dan ketika jam menunjukkan pukul 9 (WIB) kamipun bertolak untuk kembali ke Surabaya dengan perjalanan darat.

Banyaknya pantai yang kita temui selama perjalanan di pesisir selatan Pulau Bali, hujan deras di sepanjang perjalanan, pengalaman menyeberang dengan ferry yang menyenangkan, anak-anak selam di pelabuhan Gilimanuk yang membuat Abe melongo, beberapa kali anak-anak rewel karena bosan, pemandangan PLTU Paiton di malam hari yang gemerlap dan fantastis, semua seperti sekelebat adegan pembuka untuk dokumentari kami hari itu. Waktu 12 jam, dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam serasa bagaikan sedetik saja, ketika kemudian kami memasuki adegan utama kami malam itu. Malam yang terasa panjang, mencekam dan sangat menegangkan!

Hujan masih turun dengan deras. Praktis dari tadi pagi hujan tak berhenti turun. Waktu makan malam di Rawon Nguling menjelang masuk Pasuruan, semangat kami semua yang sebelumnya sempat didera kebosanan dan kelelahan terpompa kembali. Betapa tidak, 2 jam lagi kami akan sampai kerumah. Sudah homesick berat!

Lalu, Metro News di TV RM Rawon Nguling mengabarkan informasi kalau beberapa sungai di Pasuruan meluap malam itu dan jalan-jalan utama sudah mulai tergenang air. Kitapun dengan bergegas beranjak dari tempat makan yang terkenal sampai rawonnya jadi menu rapat kabinet Presiden di Istana Negara itu. Mas Iwan dengan was-was mengambil resiko untuk meneruskan saja perjalanan, mumpung genangan belum tinggi pikirnya. Selain itu, jarak kerumah pun hanya tinggal 2 jam saja perjalanan.

Hujan makin mengkhawatirkan. Sekitar 5 km menjelang kota Pasuruan, jalanan gelap gulita. Rupanya listrik dipadamkan total dimana-mana menyusul banjir. Kita semakin was-was melihat kondisi pemadaman yang panjang, mungkinkah banjir sudah parah??

Dan benar saja, di gang-gang yang kita lewati sudah terlihat aliran air membanjir dengan deras. Di jalan raya banyak titik2 genangan yang semakin lama semakin tinggi. Genangan-genangan ini tidak hanya berupa genangan air tenang, tetapi merupakan aliran deras air yang jelas-jelas bandang!!

Di sekitar BCA Pasuruan, kelihatan jelas ada sungai yang meluber, arusnya benar-benar deras menuju kedua arah samping, dan kejalan! Ngeri sekali lihat arusnya yang deras!!

Waktu sampai di perempatan dekat alun-alun Pasuruan, genangan di jalan sudah sekitar 30 cm, setinggi lutut orang dewasa. Dan airnya masih mbandang!! Bukan permukaan yang tenang, tapi arus yang mengerikan derasnya. Sudah kelihatan suasana panik warga disepanjang jalan yang kita lewati. Juga para pengendara motor, apalagi yang membawa mobil sedan. Untunglah Innova kami cukup tinggi.

Rute ke Surabaya dialihkan ke jalan lain, kami pun mengikuti. Warga sudah banyak berkerumun diluar rumah, beberapa kelihatan mulai mengumpulkan barang-barang untuk diselamatkan. Suasana masih gelap gulita, hanya ada penerangan dari lampu kendaraan yang lewat dengan resah. Rupanya sudah ada komando untuk mengungsi. Duhhh!

Yang paling menakutkan untuk dilihat bukanlah ketinggian air di jalan, tetapi bahwa air itu mengalir dengan arus yang sangat deras! Benar-benar deras!! Sewaktu kecil, sebelum dibangun waduk Niyama, kota kelahiranku Tulungagung dikenal dengan banjirnya. Dan walaupun itu sudah 30 tahun berlalu, aku masih bisa dengan jelas memahami bahwa, INI BENER-BENER BANJIR BANDANG!!!

MASYAALLAH....BENAR-BENAR LENGKAP CERITA LIBURAN KITA YA!!!

Keluar dari jalan utama ke rute yang disarankan, genangan memang menghilang. Timbul sedikit harapan bisa sampai dirumah sebelum tengah malam. Sekarang kita berada sekitar 2 km sebelum Keraton (tempat yang terkenal sebagai pusat mebel kayu Pasuruan itu). Tetapi semenit kemudian jalan macet total!! Dan aneh! Jalur yang berlawanan dengan kita suepiiii...PI!! Nggak tampak sebiji mobil pun melintas!

Mas Iwan pun keluar untuk mengumpulkan informasi. Suasana diluar ramai, banyak yang keluar dari mobil dan terlibat perbincangan serius dalam rangka bertukar informasi. Ternyata apa yang dikhawatirkan Mas Iwan benar, bahwa jauh didepan sana, ada aliran sungai lagi yang meluap! Kabarnya di Keraton air sudah setinggi 2 meter! Sebuah mobil Panther yang menjadi pembawa berita keadaannya sudah dudul, cukup menjadi bukti untuk kita semua.

Di mobil suasana ikut tegang. Untung Bea sudah tidur. Abe tak henti bertanya “ada apa?” dan akupun tak henti menjelaskan dengan nada yang tak pasti bercampur tegang. Rupanya Abe merasakan ketegangan itu, karena setelah satu pertanyaan terjawab, bukannya berhenti tetapi rentetan pertanyaan lain langsung mengikuti.

Sempat ada ide untuk putar balik ke arah Probolinggo untuk menginap saja, tetapi ternyata ada kabar datang bahwa disanapun, tinggi air sudah se-dada orang dewasa.

KITA BENAR-BENAR TERJEBAK!!
Didepan, arah Kraton air sudah 2 meter! Di belakang, arah Probolinggo juga sama! Di kanan adalah pantai yang pasang, sumber segala banjir bandang malam itu. Ke arah kiri, berputar ke Malang kabarnya juga keadaan setali tiga uang karena banyak anak sungai yang harus dilewati dan juga meluap!!

Untunglah kemudian didekat situ, belok sebentar ada Rumah Makan “Kurnia”. Kitapun memutuskan parkir disitu sembari mencari-cari informasi. Didepan RM yang akhirnya memutuskan untuk buka 24 jam malam itu –pemiliknya bener2 baik dan welcome pada kami semua- jalanan sudah lengang, sama sekali tak ada mobil melintas dari 2 arah.

Rencananya, kami akan “menginap” di parkiran RM Kurnia. Besok, atau kalau kita beruntung jam 2 pagi (sesuai perkiraan orang-orang), ketika air laut sudah surut barulah kita lanjutkan perjalanan. Selama ngepos di parkiran itu –bersama sekitar 25 mobil lainnya- banyak hal yang kami jumpai.

Ada satu mobil Kijang berisi satu keluarga yang mengungsi. Rumahnya didekat alun-alun, dan ketika dia mengungsi tinggi air sudah 1 meter! (itu nyaris kira2 hanya 10 menit setelah kami lewat disitu! Masyaallah!!) Mesin mobilnya sudah blebek2 waktu dibuka, beruntung mereka bisa nyampai ditempat itu. Sebuah mobil lagi datang, berisi satu keluarga pengungsi, bercerita bahwa neneknya masih ketinggalan di atas genting rumahnya yang ditengah kota, tanpa mereka berdaya untuk putar balik mengambilnya sekarang. Mereka hanya bisa berdoa supaya si nenek bertahan sampai banjir surut, dan bahwa banjirnya nggak tambah tinggi menenggelamkan atap rumah. Duuhhhh....!!!!

Satu lagi kisah tragis melibatkan mas Iwan yang dudul kumat paranoidnya mempersiapkan pelampung buat anak-anak. Kubilang tragis karena demi itu, dia harus membongkar ludes isi mobil untuk mengambil pelampung anak2 yang berada di paling bawah tumpukan barang2. Persis orang buka pasar kaget di tempat perlindungan bencana jadinya.

Selebihnya, kami mencoba membuat acara menunggu banjir surut bisa tenang dengan cara kita masing-masing. Makan dan ngopi di RM yang seperti mendapat hikmah dari musibah ini, menggelar alas piknik yang baru kita beli di Bali, dan ngobrol sana-sini dengan sesama “korban” yang berlindung disitu. Acara ngobrol yang sangat berguna, karena dari situlah Mas Iwan –nggak tahu gimana caranya- tiba-tiba menginstruksikan kita untuk siap-siap meneruskan perjalanan. Waktu itu hampir Pukul 1.00 dini hari.

Ternyata dia berhasil menggaet seorang satpam yang mengaku tahu jalan alternatif ke Surabaya, lewat jalan tikus yang menuju ke Pandaan. Kabarnya hanya akan melewati satu sungai, dan sungai itu berada di tempat paling jauh dari sumber bandang. Resiko masih besar, karena walaupun sungai itu akan surut paling duluan, toh kita tidak tahu pasti apakah benar-benar sudah surut atau belum.

Kita pun nekad berangkat dengan dipandu Pak Satpam yang bersepeda motor itu. Dag dig dug tentu. Apalagi kemudian kita melihat, dibelakang kita banyak sekali mobil yang ikut, nyaris semua yang menuju Surabaya ikut. Duhhh kalo sampai nanti salah, kita yang harus bertanggungjawab nih.

Lewat jalan kecil dan gang-gang berliku, suasananya sangat mencekam. Listrik masih padam gelap gulita. Di sepanjang jalan, tak ada kendaraan lain kecuali iring2an kita itu. Kemudian Pak Satpam melepas kita, hanya menyisakan tunjukan jarinya ke suatu arah dari sebuah perempatan. Dengan iringan terimakasih dan sejumlah uang dari semua mobil yang ikut, Pak Satpam pun balik, dan kita sekali lagi tambah dag dig dug melewati jalanan yang gelap dan bertabur aura ancaman bencana. Masyaalloh, sungguh mencekam!!

Kita pun akhirnya melewati sungai yang dikhawatirkan, dan alhamduillah sudah surut!! Di sekitar sungai tampak banyak warga berkerumun, juga mobil polisi yang lampu sirinenya menyala tanpa suara. Hati kami semua miris demi mendengar komentar Mas Iwan “kayaknya ada korban yang meninggal disitu”.

Setelah setengah jam yang terasa seperti beberapa tahun, mulai tampaklah tanda arah jalan. Betapa kami bersyukur membaca tulisan “Sukorejo” dan betapa Mas Iwan heran dengan dirinya sendiri, kenapa dia yang selama ini sering pergi Sby-Pandaan-Pasuruan tetapi kok tidak pernah tahu dan lewat daerah ini?? Khas egoistis seorang paranoid-decision maker yang heroik, yang tak akan bisa menerima dan memaafkan ketidaktahuannya akan sesuatu yang bisa jadi penting seperti jalan tembus ini.

Kalimat syukur tak henti kami ucapkan. Akhirnya jalan ke Surabaya terbuka lebar dan aman. Di radio Suara Surabaya FM kami dengar sudah ada rekan dibelakang yang melaporkan rute yang berhasil kita tempuh ini. Supaya pengendara lain yang masih terjebak, bisa mengikuti rute kita menuju ke Surabaya –ataupun Malang.

Sebagai akhir cerita, tepat jam 3.00 pagi akhirnya kita sampai dirumah. Alhamdulillaahhh.... WHAT THE HECK OF A DAY!!! LIBURAN YANG AMAT AMAT BERKESAN!! And now finally, we’re home...save and sound.. Alhamdulillah...Dalam sholat malam itu sebelum kita ambruk di tempat tidur, tuntas segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melindungi perjalanan kita.

:::::.....

Besoknya, masih ditengah ributnya telpon dari/ke Abah/Mbah Sul dan Kakung/Uti membahas cerita terjebak banjir kemarin, ketika ditanya “Siapa mau pergi ke Bali lagi??”

“Sayaaaaa....!!!” jawab Abe dan Bea.
“Okeeeee insyaalloh kalo sakit pinggang Ibuk udah sembuh, kita ke Bali lagi yeeee”..sahut Ibuk sambil mbatin heran “Nggak ada mati2nye nih anak2” :-D

Subhanallohh
:::::.....

Salah satu berita tentang banjir itu bisa dibaca disini:
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=157553 (by googling)

TAMAT
(pffhh...akhirnya....) :D

109 comments:

  1. bukan narsis, cuma buat bukti ke anak2 bahwa pagi2 beneran ke Sanur :)

    ReplyDelete
  2. banjir dimana2..dijakarta apalagi..*nyanyian lagunya Depe : ujan agi..ujan agi..anjir agi..anjir agi..(Baca; Hujan lagi..hujan lagi..banjir lagi..banjir lagi..) itulah indonesia raya hehehhe. by the way tapi tetep berkesan khan liburannya..lengkap pula dihadang banir...

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah, akhirnya legaa pulang dengan selamat
    bener-bener liburan yang hecktik dan penuh kejutan ya Da...

    ReplyDelete
  4. gubraks juga... pagi pagi kok nampak lebih imut nih mas iwan hahaha

    ReplyDelete
  5. Ternyata kita memang tidak ada apa apanya. baru menggeliat dilkit aja kita dibikin kelabakan.
    Ya Allah Jangan kau tunjukan kiamat kubro pada diriku, ambillah aku sebelum itu terjadi.
    Maha besar engkau ya Allah

    ReplyDelete
  6. hehehe... penjualnya memang suka menghibur :D

    ReplyDelete
  7. serem juga nih mbak cerita banjir bandangnya, oh yach.. Bea dah sehat?

    ReplyDelete
  8. peh hari terakhir pulang mestinya senang senang kok malah begini ceritanya mbak...
    alhamdulillah nyampe rumah..
    (rawon nguling hmmm..)

    ReplyDelete
  9. cerita banjir bandangnya mencekam mbak.. syerem banget... jadi keraasa lagi ada disana juga :)
    nice story teller..

    ReplyDelete
  10. yang bener ceritanya gini lho..... bojoku tak teriakin ...." nduk ono cewek ayu dan sexy "..... ( lalu dengan gagah dia berpose ala spiderman gitu..ya tak potret hehe) kenapa semua wanita gitu ya mr.bli gede heheh

    ReplyDelete
  11. iya mas... semalam mandi madu......heheh

    ReplyDelete
  12. wis duwe dongane mas..... niat ingsun matek aji ajiku.. sijabang bayine semut abang ,semut irang ojo nganti wani aku kancane rojo mu rojo kang paring asmo raja yudexelex... ilang deh mas hehehe

    ReplyDelete
  13. iya mas, semalaman saya mandi madu di hotel ... jadi imut dech hehehe

    ReplyDelete
  14. yup, cerita liburan yang kumplit dan dengan ending seru!

    ReplyDelete
  15. wakakakakak aku baca ini pas lg nyruput teh hangat...sampek muncrat mas...wakakakakakak mandi madu tengah malam...giliran turu dirubung tawon....mruntus-mruntus gak??/!!! ..*kabur ah sblm dijitak*

    ReplyDelete
  16. mau adu panco ta mbak mbek aku???...dijamin aku ne kalah deh, lha wong lengen sampeyan guede ditambah pipimu yg tuembem...wis kegencet aku....*kabuuuuurrrrrrrrrrrrr*

    ReplyDelete
  17. yes it's NGGILANI....wakakakakakkakakakak

    ReplyDelete
  18. ya ampun dr jaman dulu msh ada ya yg jualan kacamata sgala...hehehe kok ibuk ndak beli kacamata pisan?

    ReplyDelete
  19. Waaah bikin ngiri orang lain hehehehehe

    ReplyDelete
  20. Jadinya piknik di parkiran dong hahahahahaha

    ReplyDelete
  21. Seru juga pengalamannya yah Mba, bisa jadi senetron hahahahahah

    ReplyDelete
  22. **kaget liat banyaknya komentar** terimakasiihhhhh semua :-)

    waaaa...beginilah kalo 12 saja nggak online <=== **kalimat orang yang sudah kecanduan MP tak terkendali** :-D

    ReplyDelete
  23. dipikirnya si istri cukup bertampang (dan berbodi) Xena Warrior Princess kali kak...**sedih**
    :-D

    ReplyDelete
  24. iya sih kak, dan akhirnya berbuah protes anak2 "kok kita nggak diajaaakkkk????" hueheheh :-D

    ReplyDelete
  25. waahhh Depe udah lancar gitu lho mbak nyanyinya...apa masih terapi2an?

    iya berkesan banget mbak, lengkap dari cerita pemakaman sampai terjebak bencana :-)

    ReplyDelete
  26. iya nih kak, hari terakhir bener2 mendebarkan..alhamdulillah kita semua pulang dengan selamat, dan keknya nggak akan kapok deh *eh maksudnya lburannya lho, bukan kebanjirannya** :-D

    ReplyDelete
  27. maklum masih pagi Bli, masih baru bangun, nyawa belum ngumpul, jadi masih inosen....coba kalo siang dikit, udah inget kerjaan, inget utang, inget istri crewet...langsung BRUBAH!!! :-))))

    ReplyDelete
  28. amiinnn Ya Allah...doanya dalem banget mas....dadaku ikut merontak nih :-(

    ReplyDelete
  29. thx Bli...diteruskan ke yang moto deh, yang sekarang sudah tak inosen lagi karena udah terserang GR! wekekekek

    ReplyDelete
  30. eh ada burung ya...cuit cuit...e.e.e...iya Bli?? apakabar? ehh iya..aduh sampe kesandung **gaya salting dan latah**

    ReplyDelete
  31. hueheheh iya kan?? **baru inget Bli Gde pastin sering liat tuh penjual ya**

    aku paling suka caranya jualan mainan pesawat : "Ayo silakan beli, pesawatnya bisa terbang, caranya dengan dilem....paaarrrr....kalo jatuh dan pecah? Ya beli lagiiii...."

    sama kalo jualan mainan handphone : "Handphone nya canggih lho, merknya Samsul" huahahahah

    atau jualan tas yang bentuknya centik kaya rok itu : "Beli satu dapet 2 deh tasnya...ayo ibu2 silakan beli tas ini dengan 5000, nanti dapet hadiah satu lagi tas....tas kresekkk...ya?" <=====wakakakaka si Harley pasti suka kalo dapet hadiah tas kresek gini hueheheheheh :-b

    ReplyDelete
  32. iya Bli, serem....

    Bea udah sehat wal afiat, berkat kiriman bunga dari Om Gede yang indaaahhhhhh itu, yang pasti berisi doa kesembuhan...makasih banyak ya Bli, you are very very nice and thoughtful... :-)
    **mas Iwan, tolong hug Bli Gede** :-)

    ReplyDelete
  33. waaaaaa mas, nggak mikir semut, wedine lek digremeti banjir mas!! :-D

    ReplyDelete
  34. jian tenan kok mas...
    iya alhamdulillah..
    **rawone? pancen huenak mas!! hehehe ngiming2i :-)

    ReplyDelete
  35. makasih vivi...mungkin karena saking seremnya waktu itu, jadinya menghayati hehe... :-)

    ReplyDelete
  36. huehehehehe dudul ah fitnah :-b
    **aku nggak begituuuuuuu**

    (gengsi dong dikira cemburuan, huh) :-b

    ReplyDelete
  37. iya, madunya langsung dari rumah lebahnya....**lengkap sama lebah2 yang menyengat itu** :-b

    ReplyDelete
  38. exactly mbak! that's what I'm talking about too!!

    hahahahahah

    ReplyDelete
  39. **ngejar Mbak Luki sampai ke negeri cina**

    jangan lariiiiiiiiiii :-))))

    ReplyDelete
  40. hihihihi **masih kejar2 Mbak Luki kali ini sampai Mongolia**

    ReplyDelete
  41. iya, masih ada, harganya Rp. 5000-an...

    aku sebenarnya cari kacamata yang ada bulunya warna warni gitu lho mbak, tapi nggak ada... :-D

    ReplyDelete
  42. hueheheehhe **apakabar Ven? lama nggak kelihatan kemana aja? :-)

    ReplyDelete
  43. dudul ah, sinetron kok pake adegan banjir bandang...huehehehe terimakasih...

    ReplyDelete
  44. trus kok ya si modelnya mauuuuuuuu aja deh...
    heran... ^^;;

    ReplyDelete
  45. kan istri yang patuh sama suami... **gaya takzim**

    ^_^

    ReplyDelete
  46. Wah dramatis bener Mbak petualangannya... Waktu baca bagian ambil pelampung aku sempat 'bersyukur', untung bawa ya (yah namanya juga liburan ke pantai)... Tapi setelah dipikir lagi kok malah kayak ngedoain terpakai ya :D. Alhamdulillah sampai dengan selamat ya Mbak...

    ReplyDelete
  47. kayaknya masih ada cerita dan kisah yang disimpan nie..
    berarti bisa di tambah nih postingan soal jalan jalan

    ReplyDelete
  48. enggak mbak, sing iki cocok buat dipajang, suer deh!! dicetak trus masukin frame deh apik tenan kok.

    ReplyDelete
  49. jenengan iki ono2 wae golek kacamata yg ada bulunya warna warni...buat nge-MC di acara kawinan ta??? hahahhahaha

    ReplyDelete
  50. seperti para ranger?

    karena keluarga ranger sudah memonopoli nama-nama ibu, bapak dan anakranger, maka mas Iwan jadi juraganranger saja! :) :) :)

    ReplyDelete
  51. ngga' kok, cuman terseret arus penceritaan kisah banjirmu aja. serasa jadi serem...

    kalo dibeginiin jadi lantang dan bersemangat ngga'?
    YUP, CERITA LIBURAN YANG KUMPLIT DAN DENGAN ENDING SERU!!!
    :) :) :)

    ReplyDelete
  52. pan yang bisa berubah bukan cuman ranger...
    ada kamen rider, uchuu keiji, ultraman, dan para pejabat... (berubah pikiran kalo dah liat duit...)

    ReplyDelete
  53. lha ini kenapa toh smp bobo di jalan? gara2 banjir bandang itu ya? ngga digigitin nyamuk? ;(

    ReplyDelete
  54. hihihi kecemetenya lucu2 deh...tante pinjem donggg ;))

    ReplyDelete
  55. cccieee suittt suittt...mesranyaaa...ngga narsis aahhhh!!!!

    ReplyDelete
  56. ;)))))...lg sibuk latihan buat masuk pelatnas binaraga ya Hid?

    ReplyDelete
  57. Mbaca ceritanya kayak lagi baca cerita detektif...tegang...
    Syukur Alhamdulillah selamat & perjalanannya nggak ngapokin buat Abe & Bea.

    ReplyDelete
  58. Bener-bener bisa bikin tersenyum puas deh kalo bisa njepret orang yg lagi serius mbidik :)

    ReplyDelete
  59. Weits...kayak bintang sinetron je bojomu jeng ;)

    ReplyDelete
  60. Lha...kan yang dimaksud ayu & sexy itu dirimu tho jeng? Buktinya kameranya mengarah padamu.

    ReplyDelete
  61. Yo ora nggilani tho, sing iki nyenengke tenan *setengah mati ngumpulin vocab bahasa jawa* :p

    ReplyDelete
  62. Udah pake test pack belum? Jangan2 adeknya Bea muncul nih :)

    ReplyDelete
  63. Pada ngelemparin duit untuk diambilin sama anak-anak selam nggak? Antara kagum campur miris tuh liat anak-anak selam.

    ReplyDelete
  64. Nomor mobilmu udah kucatet jeng, tinggal megat minta anter jajan makanan serba petis kalo pas ke Surabaya :)

    ReplyDelete
  65. nah itu dia La, punya suami rada parno, aku udah terbiasa begini, kadang2 suka berasa aneh, melakukan atau membawa sesuatu yang kayaknya nggak perlu banget gitu, tetapi in many cases, hate to admit that insting suami seringkali terbukti benar :-S

    ReplyDelete
  66. **gubrax gubrix gubrux gubrux**

    speechless aku mungsuh mas siji iki... :-))))

    ReplyDelete
  67. dipajang dimana mbak? pangkalan becak kali ya pantesnya... **wakakakakakaka isin rek aku!!**

    ReplyDelete
  68. hueheheh bukannnn!!!

    tapi acara ulang tahunmu itu lho, ben Mbak Luki puas tertawa gembira melihatku pake kacamata bulu2 hihihihii :-b

    ReplyDelete
  69. lebih mirip seperti "BERUBAH" nya siluman kali Rik! hahahahaha

    **dudul, mana ada istilah juraganranger, ngawur!!:-b**

    ReplyDelete
  70. :-)))))) maksaaaaaaaaaaaa!!!!! hahahahaahahah

    ReplyDelete
  71. hahahahaha iya, persis kaya ibu2 rumah tangga juga nih :-)))

    ReplyDelete
  72. iya Mbak Iin...duh udah nggak mikir nyamuk deh mbak, kayaknya nyamuk2 juga udah pada ngungsi karena takur banjir tuh :-D

    ReplyDelete
  73. cuman berumur 2 hari Tan...sekarang dah cuklek putus gak keruan :-(((

    ReplyDelete
  74. **duhhhh aku seneng banget dipanggil "Hid" begini, sampai sekarang didunia ini cuma ada 3 temen lama yang panggil gitu Mbak, sekarang ditambah Mbak Iin, huehehehe**

    iya memang obyeknya udah bagus mbak, padahal itu aku potonya cuman pake kamera hp :-)

    **ayo yang mau ke Bali, bikin siluet sebanyak2nya ya nanti Mbak!** :-)

    ReplyDelete
  75. hihihihihi binaria mugnkin lebih tepat Mbak hahahaahah :-)))

    ReplyDelete
  76. ho'oh Mbak Wiwie...roadtrip kita pertama lha kok sudah begini yo... :-?
    trims sudah ikutan tegang mbak **muach** :-D

    ReplyDelete
  77. serasa jeruk makan jeruk yo Mbak :-D **koyoke untuk urusan usil mengusil begini, Mbak Wiwie cepet banget nangkap feelnya deh, wakakakakak** :-b

    ReplyDelete
  78. **ketawa guling2**

    sik2, tak pikire sik, sinetron apa ya yang kira2 cocok?? **mikir**
    "Mandi Madu" aja judulnya!!!
    **coba aja dilihat komentar2 sebelumnya** hahahahah

    ReplyDelete
  79. duuuuuuuuuu isooooooooo ae........lek ono sing ngomong aku sexy mbak, itu berarti lagi kelilipen sedotan!!

    oalah sampeyan iki yo gitu, Mbak...dudul :-)))

    ReplyDelete
  80. nggak e mbak... :-D

    Abe sempet minta waktu di Kuta, tapi pas kita di Bali, sama sekali nggak banyak angin, adanya malah hujan hujan dan hujan :-(

    ReplyDelete
  81. hueheeheheh **fotonya sudah bikin orang yang liat setengah mati rek!** :-)))

    ReplyDelete
  82. waaaaaaaaaaaa apa hubungannyaaaaa.....?????

    **lari kejar Mbak Wiwie sampe Mesir** :-))))))

    ReplyDelete
  83. iya, sampe habis hampir 50 ribu karena Abe nggak mau berhenti, katanya "biar mereka dapat duitnya banyak hari ini, Pak"

    hari itu Abe bener2 dapat pelajaran baru tentang arti "bekerja"....liat wajahnya liat anak2 itu, campur aduk mbak... ^_^

    ReplyDelete
  84. sangat jeli......**kok bisa2nya ya**

    **wah bakalan diomeli Harlia lagi nih** :-D

    ReplyDelete
  85. takut amat dengan 'pembasmi monster' ini, Mbak.
    omelin genti kalo dia ngeyel, hehehehe....

    *kompor mode is ON*

    ReplyDelete
  86. alhamdulillah..yang penting..mbak sekeluarga selamat...

    *semua ceritanya di bali serruuu...dan postingan yang terakhir ini , mungkin bukan serru tapi tegang dan menakutkan untuku..tapi insyaAlloh banyak hikmahnya ya mbak....

    semoga mbak dan keluarga selalu dalam cinta & lindungaNya..aamiin


    -relaPakeLoginMisua-

    ReplyDelete
  87. amiinnn terimakasih doanya Rela...**teguhnya mana ini??? ada istrinya usil jangan2 gak tau dia hueheeheh**

    -wahidaPakeLoginSendiri-

    ReplyDelete
  88. bukan takut Rik...tapi males..

    hiehiehie :-D

    ReplyDelete
  89. thx, nanti diteruskan ke yang moto deh creditnya hehehe

    iya, tapi ini di sanur kok :-)

    ReplyDelete