Friday, December 28, 2007

Tumbuh Bersama Benazir Bhutto

Kemarin aku langsung terperanjat begitu mendengar berita Benazir Bhutto dibunuh. Tak urung, rasa kehilangan langsung mengosongkan hati dan pikiran selama beberapa saat yang lebih lama dari yang kukira.

 

Terus terang aku benci dengan politik. Walaupun mencoblos di pemilu, tetapi hati nuraniku tak pernah sedikitpun bisa menerima segala permainan dan intrik yang selalu mewarnai dunia politik dimanapun juga. Politic sucks! To bit! Dari level Ketua RT (yup, they do use politic in this level!) sampe level internasional, politic’s just suck! It looks like some sort of powerful monster which has any capability to turn the even-most-decent human into simply beast! Suatu keajaiban jika di masa sekarang ada manusia yang bisa berpolitik sebersih yang dicontohkan Rasulullah. Ini, kayaknya serupa mimpi di siang buta buat siapapun yang hidup didunia sekarang ini.

 

Baru saja di rapat Komite Sekolah Al Hikmah kemarin, ketua kita Bpk. Ali Saiboo (yang anggota DPR itu) sedikit membocorkan bagaimana rupa carut marut kampanye di negeri kita. Sedikit saja cerita, tapi asli bisa bikin aku begidik ngeri. Belum lagi cerita tentang biaya spanduk tingkat propinsi yang bisa-bisa memakan biaya sampe 10 M (hanya untuk spanduk saja lho!!!) dan itupun masih bisa hancur lebur ditelikung 1 jam serangan fajar oleh pihak lawan.

 

Kembali ke laptop...

 

Sekali lagi aku benci dengan politik. Tetapi tidak dengan Benazir Bhutto. Aku sangat mengaguminya. Dengan cara yang sulit dijelaskan. Karena kalau disuruh menyebutkan riwayat hidup, CV atau apa saja posisi dan karirnya di politik, aku nggak akan banyak bisa menjawab diluar kepala.

 

Tapi gimana ya, aku ini semacam tumbuh besar bersama beliau. Aku mengenal pertama kali keberadaan dia adalah waktu dia terpilih jadi perdana menteri untuk pertama kalinya di Pakistan (1988). Dan di dunia modern ini, dia adalah pemimpin wanita yang pertama di negara muslim lho. Waktu itu, tentu sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan sisi heroik kewanitaan -hallah- bagi aku, gadis kecil berumur 13 tahun yang mulai memasuki pubertas dan pencarian diri.

 

Ini yang aku maksudkan dengan tumbuh besar bersama Benazir Bhutto. Secara sadar atau nggak, langsung atau nggak langsung (pasti nggak langsung, wong kenal aja nggak :-D) dia seperti ikut menjadi bagian pertumbuhanku. Walaupun kemudian dia diberhentikan karena kasus korupsi hanya 20 bulan setelah terpilih, aku tetap bersamanya. Atau kemudian ketika pada 1993 dia terpilih lagi, aku juga ikut membatinkan salut (walaupun 3 tahun kemudian lagi-lagi dia lengser karena tuntutan yang sama, kasus korupsi). Dia korupsi atau tidak, dia tetap figur Benazir Bhutto. Tetap... (bisa aja kan kasus korupsi itu rekayasa belaka? Hihihi naif kumat, inilah kenapa aku memang gak jodoh sama politik, I am just too damn naive! :-D)

 

Yang pasti aku merasa kehilangan...bagaimanapun, dia adalah bagian dari hidupku sebagai seorang wanita (kalo naif ditambah hiperbola, Anda akan dapatkan satu kata tentang aku: dudul! :-D).

 

Ehhhh....INI SERIUS LHO!! **ngomeli diri sendiri**

 

Anyway, aku jadi inget. Pertengahan Oktober 2007 lalu, ketika si politikus generasi ketiga klan Bhutto ini kembali lagi ke Pakistan (setelah Presiden Musharraf memberikan amnesti pada kasusnya), begitu turun dari pesawat, dia langsung disambut ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 140 orang! Waktu itu Bhutto selamat, tapi si mas Iwan (yang sama sekali tak punya sifat naif) dengan ngerinya komentar, “Wah kayaknya gak bakalan panjang umur nih orang...”

 

Aduh, one fact about mas Iwan, in some point, it’s frightening me out when he said something about the future...’cos most of the time, it’s proven to be happen :-S

 

Sebagai sesama muslim, aku cuma bisa bilang “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roojiuun”...

And oh, satu lagi,

 

NOW,

 

I HATE POLITICS

 

EVEN MORE

 

THAN EVER BEFORE!!

 

:::::.....

 

(Keterangan foto : berlebihan nggak sih kalo aku merasa bahwa didalam fotonya diatas itu, Madam Bhutto sedang melirik ke headshot MP ku??? :-S)

 

 

 

 

46 comments:

  1. jawabku = ge-er...:-p
    yang ada mbak sengaja mencari foto Madam Bhuto yang ngelirik ke arah headshotnya mbak...hihihi

    ReplyDelete
  2. waaahhhhh...ternyata Mas Iwan gitu ya mbaaak..
    ada adeknya temenku yang seperti itu malah sering sebel kalo apa yang dia katakan "kejadian"....sampe dia pengen menghilangkan "itu".....:-S

    ReplyDelete
  3. eh, nggak kok, nggak sengaja...suwer! :-D

    ReplyDelete
  4. kind of creepy, isn't it? mas juga kadang melongo sendiri dengan hasilnya, kadang juga ga nyaman dengan hal ini (dia selalu bilang bahwa itu semua kebetulan saja) :-)

    ReplyDelete
  5. huahahaaa... sampe segitunya.. duuuh liat headshot nih , GR banget tuh mba minjem istilah yg diatas ;))

    ReplyDelete
  6. Iya sih kasus korupsi itu mengganjal, tapi salut sama perjuangannya dan jadi ngeri, sekejam itu ya politik ternyata...

    ReplyDelete
  7. iya...Mbak Wahida, di kancah politik tiada tersisa rasa.

    ReplyDelete
  8. ada banjir air mata gak Mbak....kayaknya liat HS-nya Mbak Wahida yang lagi sedih dengan kematian blio...hehehehe

    ReplyDelete
  9. masa sih teteh?? serius?? **masih ga percaya kalo punya bakat GR** :-o

    (hihi)

    ReplyDelete
  10. lebih ngeri lagi karena kalo menuruku, masih bisa lebih kejam lagi dari ini :-(

    ReplyDelete
  11. iya mbak, orang kalo sudah terjerumus dalam ambisi politik, katanya kan nggak ada kawan, yang ada hanya kepentingan..

    kita juga sering melihat orang-orang yang mengakunya pembela persatuan, tetapi ketika berurusan dengan politik, mereka ikut2 terkena kutukan, apapun akan dilalap demi keberhasilan kepentingannya... jangankan kawan, jiwanya sendiri juga bisa ikut terjual habis!!

    ReplyDelete
  12. **liat HS ku yang ga ada ekspresi sedih2nya itu**

    keknya nggak mbak...hihihi :-D **hiperbola sembuh sesaat**

    ReplyDelete
  13. **liat HS ku yang ga ada ekspresi sedih2nya itu**

    keknya nggak mbak...hihihi :-D **hiperbola sembuh sesaat**

    ReplyDelete
  14. sama sekali nggak berlebihan, karena begitulah fakta yg terlihat *sambil niat browsing foto yg sama terus upload di MPku juga, biar serasa dilirik juga* :D

    ReplyDelete
  15. jeng, sini kita nangis berangkulan yok, aku juga sedih & sangat merasa kehilangan, padahal keberadaannya juga nggak pernah aku rasakan langsung koq. tapi, kembali lagi, ini perasaan yg sulit dijelasin & makin sulit kalo dipertanyakan. Ibu Benazir, semoga Allah Swt melapangkan kuburmu, melipatgandakan catatan amal baikmu, menghapus dosa-dosamu....

    ReplyDelete
  16. Sama Jeng..(Posting juga ttg si ibu cantik ini)
    Aku yo kaget..kehilangan..wong dia itu sempat jadi pemberi inspirasiku untuk belajar..wanita cerdas, hebat, berani...*sigh*
    Can't agree more than ...yes dear, politic sucks!

    ReplyDelete
  17. wakakakakakakakakak mbak wiwie!! yang ini mah asli dudul **sampe ngakak aku bacanya mbak** hahahaha

    sstt **bisikin** cari aja di yahoosearch, foto ini yang pertama keluar :-D hihihi nggak sabar liat hasilnya nih

    ReplyDelete
  18. duuhh susahnya sama mbak wiwie...habis ngakak, eh malah diajak nangis berangkulan.. **tapi demi almh Benazir**

    iya mbak...hiksss **big hug** amiinnn.... :-(((

    ReplyDelete
  19. inspiring!! yak kamu benar Less, kata2 yang pas untuk menggambarkan arti beliau buat kita (dan aku yakin juga jutaan wanita diseluruh dunia), thanx for that..

    **habis ini meluncur ke MP Lessy untuk baca**

    Hemm...jadi ada ide, gimana kalo kita bikin partai baru aja Less?? Kita usung konsep visi dan misi partainya : KAMI ANTI POLITIK!! gitu??? ada yang lain yang juga berminat?? Ibu2? Mbak2? Mas2?
    **mulai mengumpulkan massa**

    ReplyDelete
  20. inspiring!! yak kamu benar Less, kata2 yang pas untuk menggambarkan arti beliau buat kita (dan aku yakin juga jutaan wanita diseluruh dunia), thanx for that..

    **habis ini meluncur ke MP Lessy untuk baca**

    Hemm...jadi ada ide, gimana kalo kita bikin partai baru aja Less?? Kita usung konsep visi dan misi partainya : KAMI ANTI POLITIK!! gitu??? ada yang lain yang juga berminat?? Ibu2? Mbak2? Mas2?
    **mulai mengumpulkan massa**

    ReplyDelete
  21. *terhuyung huyung bingung* hehehehe...anti politik tapi bikin partai hihihi..
    Ikutan ahhh...:D

    ReplyDelete
  22. **cepat2 menangkap badan Lessy yang terhuyung biar ga jatoh**

    ayo Less, semangat! :-D

    ReplyDelete
  23. nah itu, betul!
    anti politik kok malah berpolitik dengan berpartai???

    *garuk-garuk kepala sambil celingukan*

    ReplyDelete
  24. Aku jg kaget bgt dgr berita ini, iseng2 browsing news (krn maklum pny tivi tp nontonnya cuma Eastenders aja wakakakak, sisanya Cbeebies all day). Sama mbk, I hate politics, dimana aja siapa aja bs terjebak sm politik. Smg smua amal ibadah dan perjuangan beliau diterima Allah SWT, amin.

    ttg lirikan Bhutto ke headshot mbk Wahida...mmhhh boleh juga. Seolah blg, 'Thank you for growing with me'

    Hugs

    ReplyDelete
  25. begitulah dunia politik...menghalalkan segala cara...ngeri ah !!!

    ReplyDelete
  26. mmh kurang pinggir kanan dikit mbak judul blog-nya...^_^.....
    *duuuu kangen postingannya mbak..agak lama gak nulis ya?....

    ReplyDelete
  27. sedih ya..kok tega banget sih yg nembak..dia itu perempuan gitu lho...

    ReplyDelete
  28. hehehe...jadi inget layoutanku yang judulnya "politik itu ga kejam" kayaknya bisa ngejwab mba wahida, deh, apalagi dulu aku sempet bikin covernya yang lucu bener, dari kartun dan jelas covernya "ga kejam" karen yang bikin aku saat itu, hehe :D
    hidup dudul.. dodol garut maksudnya :D

    ReplyDelete
  29. wah, kalo ada yang begini ini berarti sangat potensial untuk diajak jadi aktivis partai nih...paling nggak konstituen lah...

    :-D

    ReplyDelete
  30. iya mbak Luki, penuh jebakan dan intrik yang (meminjam istilah seorang politikus) "mau nggak mau harus diikuti"...sedih ya?? :-(

    hihihi nggak sengaja, habis pasang foto kok jadi kelirik gitu ya? **nyengir**
    hug you back :-)

    ReplyDelete
  31. ho'oh mbak, suami seringkali ditawari beberapa parpol untuk ikut aktif tapi alhamdulillah dia ngga pernah tertarik, kalo tertarik ya siap2 aja diomelin istri :-D

    ReplyDelete
  32. duh La, susyaahhh nggesernya...kiikikikikik :-D

    *iya, maklum musim liburan sekolah anak2 La...jadi kurang sempat ngempi apalagi nulis* :-(

    ReplyDelete
  33. wecks, biarpun misalnya dia laki-laki tetap aja itu suatu tindakan keji Lia...hehe...

    itulah politik jaman sekarang -sigh- :-(

    ReplyDelete
  34. hey, aku jadi penasaran nih Nop....**kalo urusan plesetan parodi dll selalu tertarik nih hihihihihi**

    mungkinkah dikau memostingnya di MP Nop..?? *nada memohon setengah memerintah* :-D

    ReplyDelete
  35. Waduh bisa nyambi jadi paranormal dong.........**Joko Bodo ama mama lauren lewat.............

    ReplyDelete
  36. Pas aku denger berita kematian tragisnya pertama kali jg sempet sedih dan kecewa. Siapa lg kira2 tokoh wanita yg bisa jd contoh muslimah lainnya........tp omong2 aku jg sebellllllllll ama politik.Isinya kebaohongan doang. Blm lg kalo kampanye abisin duit....mending buat dibagi2 ke orang yg gak mampu.........

    ReplyDelete
  37. lirikannya sambil membathin mbak
    kayaknya aku kenal ibuk satu ini...
    dari tulungagung sekarang hidup di surabaya dan sangat benci politik...
    (gitu kali ya kik kik kik)

    ReplyDelete
  38. wekekekekek lewat karena saking nggak mau lihatnya...:-D

    ReplyDelete
  39. tul tul tul...setuju...uang keluar banyak kalo outputnya oke sih gpp...tapi kalo hanya dudul melayani ambisi kekuasaan para elit politik...namanya menyedihkan! :-S

    ReplyDelete
  40. kayaknya pikiran kita sejalan deh mbak, aku juga hate politics gtu kaya sekarang ini. Berharap bgt ada politik seperti yg dicontohkan Rasulullah

    ReplyDelete
  41. btw, tuh orang liatin foto mbak, jangan2 mau dibawa juga ke dunianya. hahahaha

    ReplyDelete
  42. alamak....**gigit 5 jari dengan ngeri**

    Lala mengerikan nih.... :-o

    ReplyDelete
  43. dudul, kata baru yang aku dapet.... hiks....:D
    sama mbak... saya sempet terkejut abis, malahan sebut aja shok ketika denger berita kematian Benazir...
    sayang waktu itu agak terlembat mengetahui kematiannya sekitar 2 jam setelah kejadian
    menyaksikan usaha-usaha embunuhan benazir yang berkali-kali dan selalu gagal, aku yakin bener bahwa kisah politik dipakistan yang dibintangi salah satunya oleh Benazir bakalan panjang....
    Tapi betapa kecewanya aku ternyata kisahnya berakhir sampai disini, padahal aku berharap akan ada perubahan situasi politik di Pakistan.

    Aku mungkin ada bedanya dikit sama mbak, kalo benci ama politik sih nggak juga, kalaupun permainan-permainan politik banyak yang curang saya kira itu faktor orangnya aja, saya tidak setuju kalau politik itu kejam. yang kejam adalah pemain politik.
    Bagaimanapun berpolitik saat ini penting.... tapi ya itulah... saya sangat setuju dengan mbak.... moga-moga bakalan muncul politikus-politikus yang benar seperti yang dipraktekan Rasulullah....

    Salam.....:)

    ReplyDelete