Monday, December 24, 2007

PC Ngadat, Virus, Kematian dan Stress (Apa Hubungannya??)

Udah 4 hari ini PC rumah ngadat, nggak mau start karena kena virus (well, ini kata Om Budi di telepon lho, dia temen baik suami yang selalu membantu kita kalo ada masalah komputer, benar-benar temen baik –literally- karena memang sangat baik orangnya, hehe).

 

Aduh agak susah juga nge-trace darimana datangnya si virus, mengingat pemakai PC ini bervariasi, dari golongan umur 3 tahun sampai dengan 30 tahun! Dan Abe pun sudah biasa masuk website2 secara mandiri (dengan program filter safety untuk anak2 tentunya), tetapi bahkan ketika aku meninggalkannya didepan PC untuk pergi ke kamar mandi pun, tetap ada kemungkinan Abe masuk website dudul yang mungkin sudah terinfeksi virus. So, it’s sort of useless to try to find out where the virus came from. Hanya bisa pasrah menunggu Om Budi pulang dari liburan deh...Padahal kemarin sempat nulis sesuatu yang udah siap posting, duh it must wait then.

 

Mau online ya hanya bisa ngandalin laptop si Mas. Padahal lagi si Mas pergi ke Bali selama 3 hari karena ada undangan temen yang menikah di Bedugul. Warnet depan kompleks? Nggak banget deh, karena kebetulan si mbak2 pengasuh juga pada pergi belibur bareng semua karyawan ke Jogja. Trus apa mau ajak anak-anak pergi ke warnet?? Bakalan ancur tuh warnet diserang monster2 kecil ku itu, apalagi salah satu monsternya sudah kecanduan internet juga dan sudah 2 hari nggak online...bisa 'sakaw' Abe di warnet...hihihihi.

 

Makanya kemarin ketika suami pulang, duh gembiranya....kusambut dengan sukacita....akhirnya....laptop dataaanggg...!! **looh?? kok laptopnya??** :-D

 

Anyway...

Tadi pagi ada berita duka. Ada saudara dari suami yang meninggal. Seorang ibu berumur 52 tahun yang sudah beberapa waktu sakit liver. Aku sangat trenyuh demi melihat kesedihan suaminya yang ditinggalkan. Duhhh melasnya.... :-((

 

Tak bisa kuhentikan, aku jadi langsung inget pesen suami yang selalu mengingatkan aku untuk tak lelah menjaga kesehatan (in terms of my diabetic condition). Mas Iwan selalu berkali-kali bilang gini “temanilah aku hidup sampai tua dan anak-anak dewasa nanti” terutama kalo aku lagi lalai berpola hidup sehat... Astaghfirullah... Tadi ketika melihat Pak Umar meratapi kepergian almh istrinya ke makam, bel di otak ini langsung nyaring berbunyi...TENG! TENG! TENG! Hikss...

 

Dengan otak yang belnya masih berdentang-dentang nyaring, barusan waktu buka2 lemari buku, entah kenapa tangan ini kok langsung menarik salah satu textbook waktu kuliah dulu (padahal bagian lemari yang berisi buku2 textbook ini paling jarang tersentuh lho hihihi). Sesuatu mengingatkan aku tentang peristiwa kematian pasangan hidup...hemm hemmm hemm...**serius membolak-balik buku setebal bantal yang dulu benar2 sering jadi bantal di kamar kost ku** huehehehehe. Setelah sebelumnya kucari-cari keyword “stressor” di index buku teks matakuliah Psikologi Umum-ku dulu ini, akhirnya kutemukan juga bagan yang kucari...

 

Nah....benar kan??

Dalam buku “Essentials of Understanding Psychology”-nya Robert S. Feldman ini memang disebutkan bahwa “peristiwa kematian pasangan hidup” merupakan stressor (pemicu stress) dengan nilai tertinggi yang berpotensi bisa menyebabkan penyakit di masa depan.

 

Jadi menurut buku ini, kita bisa memprediksi separah apa penyakit yang bisa kita derita di masa depan dengan cara melihat stressor yang pernah terjadi di masa lalu. Salah satu rumusnya dengan mengalikan (poin stressor x berapa kali stressornya pernah terjadi selama hidup kita). Dengan catatan: maximal stressor terjadi 4 kali selama hidup, kalo lebih ya...si bagan nggak tanggungjawab kali, berarti udah parah banget itu...hihihi.

 

Scoring : Hasil di tiap stressor kemudian dijumlahkan. Kalau hasilnya diatas 1435, maka berarti kita berada di kategori stress tinggi dan (menurut Marx, Garrity and Bowers; 1975) menempatkan kita dalam resiko menderita penyakit (yang bisa dipicu stress) di masa depan. Tetapi disebutkan juga bahwa ini tidak selalu terjadi, hanya beresiko (iya lah, takutnya karena terlanjur sudah mengalami banyak stress di masa lalu, kita malah tambah stress dengan perhitungan ini sehingga si penyakit yang awalnya hanya berupa resiko, malah benar2 terjadi!)

 

Namanya juga cuma teori... :-D

 

Berikut ini daftar stressor selengkapnya, siapa tahu berguna. Atau untuk iseng aja juga boleh. Kutambahkan juga perhitungan ala aku sebagai contoh, jadi nanti di akhir tulisan kita akan bisa tahu seberapa tinggikah tingkat stress ku? **berdebar-debar**

 

(Mumpung aku lagi rajin nih, karena waktu kuliah dulu pun nggak bakalan serajin ini lho wekekekekek jadi silakan disimak baik-baik yah :-D).

Bismillahirrohmaanirrohim... (menyerahkan nasib kebenaran translating English-Indo ku “hanya” pada Allah semata :-S)

 

Stressor (poin)

-          Kematian pasangan hidup (87)                ; aku 0 x 87 = 0

-          Menikah (77)                                         : aku 1 x 77 = 77

-          Kematian anggota keluarga dekat (77)    : aku 2 x 77 = 154 (kedua nenekku)

-          Perceraian (76)                                      : aku 0 x 76 = 0 (naudzubillahi min dzalik)

-          Berpisah dengan suami/istri (74)            : aku 0 x 74 = 0 (naudzubillah lagi)

-          Kematian teman dekat (68)                    : aku 1 x 68 = 68 (mbak Lely)

-          Hamil / kehamilan pasangan (68)           : aku 3 x 68 = 204

-          Luka atau penyakit serius (65)               : aku 1 x 65 = 65 (vonis DM hikss)

-          Dipecat dari tempat kerja (62)               : aku 0 x 62 = 0

-          Putus tunangan/hub.serius (60)              : aku 0 x 60 = 0

-          Kesulitan masalah seksual (58)               : aku 0 x 58 = 0 (^_^)

-          Proses rujuk dengan pasangan (58)         : aku 0 x 58 = 0

-          Perubahan konsep-diri mendadak (57)    : aku 0 x 57 = 0

-          Perubahan kesehatan atau perilaku mendadak dari anggota keluarga (56) : aku 1 x 56 = 56 (bapak pernah sakit keras waktu aku SD, benar2 keras :-(( )

-          Bertunangan (bersiap u menikah) (54)    : aku 1 x 54 = 54

-          Perubahan kondisi finansial yang mendadak (53) : aku 0 x 53 = 0

-          Hutang/pinjaman diatas $10.000 (52)    : aku 0 x 52 = 0 (mas mgkn tp aku gak! :D)

-          Terlibat penggunaan narkoba (52)          : aku 0 x 52 = 0

-          Konflik/perubahan nilai hidup (50)          : aku 1 x 50 = 50 (menikah, tentu saja)

-          Argumen/konflik besar dg pasangan (50): aku 0 x 50 = 0 (sering tp gak besarlah)

-          Kehadiran anggota keluarga baru (50)     : aku 3 x 50 = 150 (suami dan kelahiran anak2)

-          Masuk kuliah (50)                                  : aku 1 x 50 = 50 (org cuma S1 :-D)

-          Pindah sekolah pd level yg sama (50)      : aku 0 x 50 = 0

-          Pindah kerja ke line yang berbeda (50)   : aku 0 x 50 = 0

-          Perubahan besar dlm kemandirian dan tanggungjawab (49) : aku 2 x 49 = 98 (wkt kost kuliah n menikah)

-          Perubahan tggjwb dlm kerjaan (47)        : aku 2 x 47 = 94 (jadi ibu pekerjaan jg kan?)

-          Perubahan penggunaan alkohol (46)        : aku 0 x 46 = 0

-          Perubahan kebiasaan pribadi (45)           : aku 3 x 45 = 135 (susah nih, ya udah anggap aja 3 :-D)

-          Masalah dengan sekolah (44)                  : aku 0 x 44 = 0 (murid yang baik kok :-D)

-          Bekerja sambil sekolah (43)                   : aku 1 x 43 = 43 (biar resminya mas yg kerja tp stressnya ikut dapat tuh :-D)

-          Perubahan besar di aktivitas sosial (43)  : aku 1 x 43 = 43 (minimal sekali pasti lah)

-          Punya masalah dengan mertua (42)         : aku 0 x 42 = 0 (thank God :-D)

-          Perubahan menyangkut jam dan suasana kerja (42) : aku 0 x 42 = 0

-          Perubahan tempat tinggal (42)               : aku 4 x 42 = 168

-          Pasangan kerja dan tinggal di kota lain (41) : aku 0 x 41 = 0

-          Perubahan jurusan studi (41)                  : aku 0 x 41 = 0

-          Perubahan kebiasaan berkencan (41)      : aku 0 x 41 = 0 (off course!!)

-          Pencapaian prestasi pribadi (40) : aku 4 x 40 = 160 (lebih beberapa lah, dari urusan lomba menulis, turnamen badminton waktu SD sampai melahirkan anak, duhh baru tau yg kaya gini bisa dianggap bikin stress juga ya hihihi)

-          Masalah dengan boss (38)                      : aku 0 x 38 = 0

-          Perubahan besar jumlah teman sekolah (38) : aku 1 x 38 = 38 (waktu SD diikutkan kelas akselerasi, habis kelas 4 langsung bergabung dgn anak2 kelas 6, dan memang benar, bikin stress!!)

-          Perubahan besar cara dan jumlah rekreasi (37) : aku 1 x 37 = 37 (dulunya org rumahan banget, sejak ada anak2 jadi pingin menunjukkan seisi dunia ke mereka :-D)

-          Perubahan cara dan jumlah beribadah (36): aku 1 x 36 = 36 (for the better, i hope)

-          Perubahan kebiasaan tidur (36)              : aku 4 x 36 = 144 (minimal! Pasti lebih apalagi kalo lagi ada bayi newborn in the house)

-          Melakukan perjalanan/liburan (33)                     : aku 4 x 33 = 132 (lebih kali yaaa dan somehow, it is! kind of stressing :-D)

-          Perubahan besar pada kebiasaan makan (30)      : aku 4 x 30 = 120 (off course! :-D)

-          Perubahan besar intensitas kumpul keluarga (26): aku 4 x 26 = 104 (apalagi kalo suami sering kerja luar kota hikss)

-          Dibuktikan terlibat dalam kejahatan ringan (22) : aku 0 x 22 = 0 (masyaalloh jgn sampai deh..)

 

Dan setelah dijumlah....**eng ing eeeng!!!**

jumlahnya adalah : 2160

 

**wecks...**

 

padahal score bar nya 1435...hueheheheh ternyata hidupku terkategori dalam tipe stressor tinggi...! :-D

 

padahal aku gak kerja lho...banyak yang menyangkut stress dalam pekerjaan yang bernilai 0 karena aku kan nggak kerja??

 

^#*@(#*@(#*)@#_)(@#&#@

 

**sekarang aja tambah stress kalo liat keatas...panjangnya postingan yang iniiii....!!! :-D

**yang nulis aja jadi stress, apalagi yang baca ya??? Maap..maap... :-(

 

^#*@!&)(*!@)(*!)(@*)!@)&

 

PENTING!! :

Ada satu hal yang jauh lebih penting daripada keberadaan poin2 stressor ini, yaitu yang disebut MANAJEMEN STRESS. Kalo masih ada mood insyaalloh besok aku kutipkan juga dari si textbook ya, just stay tune....huehehehehe

50 comments:

  1. Ntar nyoba isi sendiri ah.. Quite interesting to see in what level of stress am I. Mudah-mudahan ngga' setinggi Mbak Wahida deh... (eit... atau malah jauuuuuhhh lebih tinggi???)

    ReplyDelete
  2. hahaha... lucu2 juga parameternya mbak..
    putus hubungan ternyata banyak juga yach pengalinya :D

    ReplyDelete
  3. panjang banget mbak...ampe kleyeng2an neh...hahahahaha

    ReplyDelete
  4. waah boleh juga teorinya, tfs very useful..tapi koq...takut yah kalau membayangkan masa depan...hanya pada Allah kita berlindung dari segala takdir yang buruk..semoga kita senantiasa berada dalam kesehatan badan, penglihatan dan pendengaran..amiiin.

    ReplyDelete
  5. hehehe..mumpung sebelum laptopnya kena virus juga...*uppss mdh2an enggak ya mbk*, dismpt2in bikin postingan yg puanjaaannnggg...sampe 3 kejadian dimasukin smua ya mbk...hehehe but I like to read everything, especially something useful. Aku jg inget ttg ilmu psikologi yg ttg stressor itu...wah bs dicoba tuh mbak, jgn2 aku lbh stress nih hihihihi..thanks berat udah mau sharing...

    ReplyDelete
  6. TFS Mbak... :D Sebagai orang yang nomaden, poinku jauh lebih tinggi daripada Mbak Wahida... :D Moga2 kita bisa tetep sehat wal afiat dan nggak mempengaruhi kualitas hidup berikut2nya. Amien...

    ReplyDelete
  7. Waduh...stressorku juga pointnya gede dong mbak..;P ditinggal2 suami terus..trus..sering terbang padahal paranoid sama terbang...pola makan nggak ajeg..temen berubah rubah karena pindah2 nomaden ..
    :D
    Emang lebih baik aku pasrah aja deh kalo gitu..serem liat angka2nya...

    ReplyDelete
  8. PENTING!!! Catatan buat semua :

    DIATAS ITU HANYA SCORE STESSORNYA, INGAT BAHWA MANUSIA JUGA MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENGHADAPI STRESS DENGAN LEVEL YANG BERMACAM-MACAM.

    IBARATNYA STRESSOR ITU RACUN, MAKA CARA KITA DALAM MANAJEMEN (MENGHADAPI) STRESS ADALAH PENAWARNYA

    Nilai stressor kita mungkin tinggi, tetapi dengan manajemen stress yang baik, maka kita akan terhindar dari kondisi stress yang tinggi.

    Sebaliknya, biarpun tingkat stressor kita rendah, tetapi kalau tidak dibarengi dengan manajemen stress yang baik (mencukupi) tetap saja akan menjerumuskan kita pada kondisi stress yang tinggi

    ReplyDelete
  9. Hihi good luck :-D

    Menurutku, selama kita hidup didunia ini mau tidak mau memang kita harus menghaadapi banyak peristiwa yang bisa menjadi stressor. Tinggal bagaimana cara kita menghadapinya, ya kan? ;-)

    ReplyDelete
  10. jangan2 bli Gede sudah pernah membuktikan sendiri nih....heh heh heh **ketawa raksasa** :-D

    ReplyDelete
  11. hihihi udah panjang, yang dibahas soal stress pula ya mbak...

    **maklum kalo mbak yusy ampe kleyeng2an** :-D

    ReplyDelete
  12. nah! teori dwina ini justru lebih useful!

    bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menghadapi stressor menurutku jauh lebih penting daripada stressornya itu sendiri

    ReplyDelete
  13. nah! teori dwina ini justru lebih useful!

    bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menghadapi stressor menurutku jauh lebih penting daripada stressornya itu sendiri

    ReplyDelete
  14. aduh mudah2an nggak mbak, ntar kalo sakaw online gawat dong wekekekek

    thanx berat juga udah mau baca **puanjang nya segambreng yo mbak??** :-D

    ReplyDelete
  15. iya Rin, sekali lagi,

    yang lebih penting adalah bagaimana kita menghadapi stressor2 yang **tak bisa kita hindari** pasti menghampiri dalam hidup kita

    :-)

    ReplyDelete
  16. nah, berarti Lessy harus punya manajemen stress yang lebih solid daripada aku tuh :-)

    **semangat ya Less** :-D

    ReplyDelete
  17. Aku baca yang ini ajah...!!! oups...udah telanjur baca yg di atas N 2 N yack !!! ...gpp denk
    Sebenarnya mau komentar ...bahwa segala sesuatu diciptakan selalu berpasang-pasangan...jadi jika ada sesuatu yg 'generate' stress, berarti pasti ada sesuatu yang 'meredam' stress...dan itu antara lain managemen stress ; usaha optimal dan TAWAKKAL (management stress TT = tingkat tinggi) :)

    ReplyDelete
  18. Hm.... Keren ni Article-nya!!
    Lom Selesai baca, besok balik lgi ach... keburu ni!
    Makasi ya! Moga aja gk masuk ketegori High Stress!
    Hixx..hix....

    ReplyDelete
  19. Wah, nambah pengetahuan baru nih. Tentang kematian pasangan, memang wajar kalau jadi salah satu pemicu stres terbesar. Dan melihat berbagai stressor lain, duh, cuma bisa berdoa dan siap-siap moga nggak terlarut dalam tekanan.

    ReplyDelete
  20. yaay kayaknya aku nggak perlu lagi posting ttg manajemen stress nih, karena udah dirangkum dengan sangat baiknya oleh mas iik hehehe

    suwun yo mas.. :-)

    ReplyDelete
  21. hehehe silahkan2 zhac... :-)

    hemm jujur, seiring jalannya waktu dan umur, menurut teori ini rasanya akan semakin banyak stressor yang **mau tak mau** harus kita hadapi....sekali lagi yang lebih penting adalah manajemen stressnya :-)

    ReplyDelete
  22. iya ya La, semakin lama memang ikatan dan ketergantungan kita kepada pasangan akan semakin besar, terutama ketergantungan emosional, apalagi kalo udah ada anak2... :-S

    amiinnnn ikut berdoa buat Lala :-) btw liburan akhir tahun nggak pulang jkt nih?

    ReplyDelete
  23. mbak'e
    untung aku baca ini ;)
    :)
    beneran... bermanfaat, ditunggu postingan selanjutnya...

    ReplyDelete
  24. Wah mau nyoba jg ah...tp bsk aja..ini udah malem....jd bsk balik lagi...........

    ReplyDelete
  25. mending bantuin Om Budi ngusir virus aja deh... :p

    ReplyDelete
  26. Waaa Mbak... aku malah stres iki baca tulisan sampean hehe :P

    ReplyDelete
  27. Nggak pulang Mbak, nggak ada duit hehehe...

    ReplyDelete
  28. mbaaaak.......aku jg baru bisa ONLEN lagiii....pake komputer temen nie...
    komputerku jg sedang dlm perbaikan....hiks (senasib..)

    btw..koyoke aku ke rumah mbak aja dee..
    biar dibantuin ngitung...
    hehehehehe

    ReplyDelete
  29. wuah nopi...**melongo liat foto headshot nya nopi yang terkesan serius banget disitu**

    kamu ini....biasanya kan kamu yang dapet deadline...lha kok sekarang ngasih aku deadline hahahah :)) cari balesan ya, dasar dudul hihihihihihi

    ReplyDelete
  30. kok mendebarkan?? hihih awas mbak, jantung berdebar juga salah satu tanda stress...**walah malah ngeden ngedeni** :-D hehehe

    duh seneng liat mbak ismi komentar lagi disini... *hug*

    ReplyDelete
  31. ati2 mbak, aku ae stress ngitunge....**lho??** :-D

    ReplyDelete
  32. iya kan??? kubilang juga apa Giiikkkk hahahahha

    **eh, kemarin kopdarnya di waterpark jadi gak??**

    ReplyDelete
  33. hihi kamu sih, dari tengah bulan udah gelap mata pake masuk2 toko buku :-b

    **kaya akunya nggak aja** :-D

    ReplyDelete
  34. kok senasib sih?? **berpelukan** huhuuuuuu... :-((

    setelah aku pusing ngitung skor stressorku dewe, kamu pikir sopan meminta aku bantu2 kamu ngitung??? **wajah galak ala orang stress**

    :D

    ReplyDelete
  35. ngitung2 nih hehehhe...iseng aja kali ya..ngilangin stress lumayan daripada penasaran..! wah PC saja juga memorinya musti diganti..jadi ini pinjem laptop si ayah aja...hehehhee kasihan ya maniak internet PC nya gak mendukung..memble deh..!

    ReplyDelete
  36. kambek liburan aku da...wah, ntar kuitung2 tp kayanya nilaiku gede deh :)
    semoga cepet2 diposting manajemen stressnya ya
    eling, inget2 gusti Allah kayanya akan mengurangi stress secara signifikan ya :)

    ReplyDelete
  37. wah bakalan di coba nih .....tapi kayanya stres saya lebih besar dari punya mba wahida nih hi...hihihihi, btw, maklum ibu rumah tangga merangkap pekerja rodi wakakakak...
    btw, mba kenal sama ustadzah siti ya....itu tu gurunya si abe dulu di TK al-Hikmah .........?

    ReplyDelete
  38. huhuuuuu.....iya mbak, itu benar2 kata yang tepat : memble.....**asli!** :-(((

    btw, skrg dah di jkt ya?

    ReplyDelete
  39. wah, asik doooong, darimana liburannya nih?? hiks..begitunya kak mia pulang liburan, aku yang berangkat pulkam ke tulungagung....so update MP blom bisa lancar nih...

    apalagi posting! :-( maap ya kalo ga bisa cepat hikss..

    tapi kak mia udah menemukan formula anti stress paling manjur tuh kayaknya kak... :-)

    ReplyDelete
  40. huehehe itung2 berhadiah ya mbak dewi.... :-D

    bu siti? kenal banget, dia nggak ngajar di kelasnya Abe, tapi rata2 guru di TK Al Hikmah saya insyaalloh kenal, karena sampai sekarangpun atas tugas komite sekolah aku masih sering blusukan ke TK :-D

    btw, bu siti apanya mbak dewi ya???

    ReplyDelete
  41. mbak... skor aku lebih tinggi dari dirimu :D, hehe...padahal aku masih jomblo
    hihihi, kayak laporan :D

    *btw, aku sekarang lagi senyum, neh di headshot :D

    ReplyDelete
  42. waduh bingung juga kalo ngomongin soal stresss mbak
    malah bikin sutris

    ReplyDelete
  43. jawabannya ada di offline massege-mba wahida di Yahoo.com (YM)

    BTW, BACANYA PASTI TUNGGU LAPTOP SUAMI DATANG ATAU

    TUNGGU PC-NYA DIPERBAIKI DULU KALI YA...HAHAHAHA :-D

    ReplyDelete
  44. hahaha ... betul kata om yudi nih ...
    baru baca diatas aja dah stress mba wahida ...belom ngitungnya nih ...
    btw ... jalanin aja kali yaaa ... just like river flow ... n semoga dijauhkan dari hal-hal yang jelek ahhh ...

    ReplyDelete
  45. baru baca.. menarik bgt mba! ;)
    ga pernah nyangka kl berprestasipun ada poin stressnya ya mba...

    kl hamil n melahirkan anak kembar dikali dua ngga??? soalnya stress bgt deh mba! ;P
    TFS ya mba... nanti kucoba hitung punyaku sndr deh...

    ReplyDelete
  46. tenang, gak ada yang gak mungkin diselesaikan...**gaya trainer2 motivasi** hihih :-D

    ReplyDelete
  47. kudu ganti nama lagi mas, jadi sutrisno...repoootttt ngurus KTP lagi :-D

    ReplyDelete
  48. kabarnya dengan berprestasi, seseorang seperti membuka tabir yang malah berisi banyak tantangan baru, untuk mempertahankan prestasi, untuk berprestasi lebih baik lagi, dan lain2, makanya bisa bikin stress juga hueheheh

    waduh iya ya! kalo hamil kembar gimana yaa?? jadi ikutan bingung nih :-D

    ReplyDelete