salah satu sudut private beach di Senggigi Beach Hotel
Jumat, 8 Februari 2008.
Hari ini, pagi sampai sore kita memutuskan untuk stay di hotel saja, menikmati segala suasana dan fasilitas Senggigi Beach Hotel. Sesuai dengan namanya, hotel berbintang empat ini memiliki area private beach yang sangat indah. Terletak di semenanjung kecil, menjadikan hotel ini selaksa dikelilingi garis Pantai Senggigi.
Deretan kursi malas lebar yang setengahnya penuh bule berjemur dan area pantai yang bersih dan steril (bahkan dijaga beberapa satpam hotel yang akan mencegah siapapun selain tamu hotel untuk menikmati suasana pantai disitu), jadi terasa kurang fun. Kita pun bergeser keluar dari area private beach hotel, dan menemukan beberapa perahu kecil kano berjejer.
Yang pasti aku sudah kapok nyemplung. Mas Iwan langsung menyewa perahu kano dan asyik menyusuri Pantai Senggigi. Kemarin sore ketika para istri masih tidur siang panjang, dia sudah mencoba canoing bersama Mas Yosep. Mbak Daning juga memutuskan ikut, tapi tidak dengan Mas Yosep. Konon, karena kemarin sore Mas Yosep sempat mencoba kano dan berakhir dengan kepala benjol karena kano fiber itu terbalik dan jatuh lagi menimpa kepalanya. Akibatnya, setiap kali kano Mbak Daning agak ketengah, suaminya akan berteriak-teriak memberi peringatan supaya minggir lagi. Trauma ya?
Melihat Mas Iwan dan Mbak Daning asyik ber-kano, aku jadi geli sendiri. Aku menyewa tikar dan memilih meneruskan bacaanku, “Paradise”-nya Abdulrazak Gurnah. Sedangkan Mas Yosep serius mengawasi Mbak Daning dan terus-terusan mencegahnya terlalu ketengah sampai Mbak Daning jengkel. Kami seperti kombinasi dua pasangan yang sama-sama tidak serasi. Yang satu bersemangat berpetualang dilaut, sedangkan pasangannya terserang semacam alergi air laut. Hehe...
Selesai berkano, kali ini kita kembali ke private beach lagi. Aku teruskan membaca, dan Mbak Daning meneruskan berenang di pantai. Aku seperti menemukan sisi lain yang ternyata penuh advanture dari dirinya yang selama kukenal sangat kalem dan nggak banyak omong itu. Sepertinya dalam liburan ini terungkap, bahwa motto Mbak Daning adalah “sedikit bicara, banyak aksi”. Sama sekali berbalik 180 derajat dengan aku.
Gara-gara ngobrol dengan satpam hotel, akhirnya ketahuanlah bahwa di sebelah lain hotel, ada pantai yang bagus untuk snorkling. Mas Iwan langsung ON lagi! Sekali lagi, ini bedanya mental pengusaha dan mental emak2. Aku memutuskan urat ketertarikanku pada snorkling sejak kemarin dan memilih menunggu saja disitu, sambil baca.
Sehabis sholat Jumat, sorenya Mas Anom datang lagi ke hotel, kali ini mengajak Nina, calon istri yang rencananya akan dia nikahi April nanti. She’s really really a doll!! Dia manis sekali dan sangat ramah. Nina yang dosen English di Univ. Mataram sama sekali nggak tampak seperti Bu Dosen, tetapi lebih tampak seperti mahasiswa, eh bukan ding, lebih tepatnya anak SMA, atau SMP sekalian!! Huehehehehe. Lebih bagus lagi, dia terbukti bisa bertahan melawan gojlokan Mas Yosep dan kita semua. Hihihihi good girl!
Kita makan ayam taliwang ASLI DAN LANGSUNG DARI SUMBERNYA!! Subhanalloh...Nyammmmmm2x sekali....apalagi acara makan kita sore itu adalah makan siang yang tertunda, maka kami pun selayaknya monster pemakan ayam yang rakus. Subhanalloh...lagi-lagi bumbu yang enak dan merasuk menjadi perbincangan. Memang orang Lombok membumbui masakan dengan cara disuntikkan tuh kayaknya!! **keukeuh**
Sehabis makan kita belanja oleh-oleh di Toko Phoenix dan Pasar Seni. Tak terlalu malam kita kembali ke hotel dan say goodbye to the lovely Nina, wishing her luck on her upcoming wedding, on April.
Acara malam ini packing dikamar, karena besok jam 3 pagi WITA kita harus cabut dari hotel, mengejar pesawat yang take off jam 5. Kenapa harus pagi buta, lagi-lagi gara2 aku yang harus menghadiri reuni akbar Fak. Psikologi Unair di Surabaya jam 10 paginya. Sehabis packing, para istri leyeh2 di kamar sementara Mas Anom kembali lagi bersama Mas Slamet dan mengajak Boys Night Out para suami. Kabarnya mau nyari jagung bakar, tapi ternyata jadinya nongkrong di kafe depan hotel gara-gara hujan turun. Oalah...
Oya, bicara makanan karena suatu dan lain hal, keinginan menyantap Sate Bulayak pun harus gagal, yah...kecewa deh, tapi gak papa, anggap saja ini jadi motivasi untuk kita bisa balik kesini lagi...(tapi syaratnya: sama anak-anak yaa????) :-b
Malam itu kita juga say goodbye sama Mas Anom dan Mas Slamet, karena besok pagi, kita akan diantar mobil hotel ke bandara. Duuhhhh we cannot thankful enough to them. Terimakasih banyak sudah menjamu kami dengan begini baiknya ya Mas... Jangan kapok, dan ingat, Mas Iwan masih punya janji untuk mengajak Mas Anom snorkling di Pantai Kenjeran Surabaya. Untuk melihat hamparan sampah, beha bekas dan celana kolor bekas yang terhampar di sepanjang dasar Pantai Kenjeran Surabaya....that would be awesome!!
:-D
:::::.....
Selama di pesawat menuju Surabaya kita semua full tidur, maklum tadinya sebelum jam 3 udah pada bangun.
Tadi ketika menunggu boarding di Bandara Selaparang, Mas Yosep sudah mengungkapkan niatnya, pokoknya nanti ketika bertemu dengan teman-teman sekantornya, dia akan bercerita dengan berapi-api tentang Lombok, dan terutama tentang SENORKELING. Betapa asyiknya bersnorkling, betapa cantiknya para ikan-ikan yang jinak mendekati, betapa bermacam-macam jenis ikannya, ada yang besar dan ada yang besar sekali.
Dan untuk mendukung ceritanya itu, dia harus teliti mewawancarai dan mencatat pengalaman Mas Iwan, menghapalkan jenis-jenis ikannya, dan menceritakannya dengan penuh penghayatan, seolah-olah dia merasakan sendiri pengalaman itu... Hahahahahaah
:::::.....
(Selesai)
Cerita lain perjalanan kita ke Lombok bisa dilihat di blognya Mas Anom, di http://nikmatinhidup.blogspot.com
Dan untuk Mas Yudi ( http://yudexelex.multiply.com ), sekarang habis sudah simpenan catatan perjalananku...Sumpah!! :-D
weleh, hebat mbak, langsung manggung lagi jam 10! apa aja oleh2nya mbak?
ReplyDeleteIya ya! Daripada snorkeling mendingan nyikatin gigi ikan hiu ya?
ReplyDeleteHe he he!
Tapi pantainya asyik juga ya?
jadi kepengen ke Senggigi....
ReplyDeleteMasakannya seenak apa sih, aku kok jadi ngiler Mbak...
ReplyDeletembok jamu jadi terpaku :D
ReplyDeleteloh hati hati nanti kejatuhan buahnya :D
ReplyDeleteyach pdkt nya ada yang kurang :D
ReplyDeletehihihihi bisaannnn part3
ReplyDeletelah pohonnya dipreteli
ReplyDeletemanggung, duh kaya burung lomba berkicau dong Rind, hahaha ada2 aja..
ReplyDeleteiya tuh, kalo gak ada acara itu malah suami2 nih masih mau disitu lebih lama, jadi untunglah ada acara itu, aku udah rindu berat anak-anak hihihihi
Iya Pak Margono! Soalnya kalo nyikatin gigi hiu kan nggak mungkin ada yang ngajak hahahaah
ReplyDeleteNggih Pak, asyik banget, tenaaanngggg.... :-)
nah kan...?? nanti kalo pulkam, habis makan lontong mie, langsung take off ke Lombok Mbak! **provokator** :-D
ReplyDeletehaduh La, kamu ngomong gini aja, sekarang aku juga ikutan ngiler pengen lagi... hihihi
ReplyDeletewekekekekekeek
ReplyDeletewoi mbok! sadar woi! **nggablok si mbok jamu** :-)))
**dengan nada ala bea bilangin buah kelapanya**
ReplyDeletehati-hati ya kelapa, jangan jatuh, ntar nyesel loh... masak ada kelapa njatuhin kelapa sih???
hahaahahah
ReplyDeleteatau, pdkt salah jenis kelamin :-))))
ya itulah, entah siapa yang tega bikin si pohon kaya gini...ato mungkin juga karena petir ya? embuh iki Bli... rasanya mengiris hatri liat pohon sebegitu besar dan tampak kokoh tapi kok meranggas habis begitu...
ReplyDeletePengen deh ke Lombok lagi...*Kapan ya?*
ReplyDeleteayo kak kalo pulang kampung lagi, dijadwalkan kesana, hehehe...
ReplyDeletePaling nunggu anak gedean dikit lagi kali yaa, soalnya repot kalo bawa krucil2 cilik jalan-jalan
ReplyDeleteah Lombooook, kapan kita akan bersua? Da...kalu nulis panjang lebar gini puwas yaa semua unge-uneg dan deskripsi tempat, orang, situasi terpetakan jelas :)
ReplyDelete*kabuuur....*
ngingetin ...pesisir pulau sentosa, kayaknya ya...
ReplyDeletemirip....
banyak pohon klapanya...
.cuma kalo yang di sentosa --seinget saya-- tinggi pohonnya hampir sama.... :)
*angguk2*
ReplyDeletetau kok.. tau...
XD XD
wah iya, good idea, daripada trus anak2 ditinggal kaya aku begini..hiksss benar-benar tidak layak dicontoh Kak... :-D
ReplyDeleteok salam sayang buat si kecil ya.. :-)
yang baca juga biar puassss!!! kalo perlu biyar sampe bloboken matanya...!!
ReplyDelete**kejar kak Mia sampe keatas pohon kelapa samping rumah** :-)))
tinggi pohonnya hampir sama...?? wah menarik sekali, kok bisa gitu gimana ceritanya ya Mas?
ReplyDelete**apa tiap bula ada yang khusus bertugas motongin biar sama gitu ya??**
hanya kau yang mengerti aku Har...
ReplyDelete**terharu peluk2 Harlia dengan dramatis**
tingginya sama ya mungkin karena bibitnya sama, nanamnya bareng, porsi pupuknya sama...
ReplyDeletehahahahhaaa....
((sy jadi mikir, mungkin jumlah pelepahnya jugak sama..wakakakakakakakk))
singapura kan negara dengan banyak SOP....
wakakakakakak dan yang jelas nggak ada yang boleh usil metikin buahnya untuk dijadikan es degan, karena si buah juga dijaga supaya bisa sama..!! hueheheeheh
ReplyDelete**saya jadi langsung googling pohon kelapa gara2 info Mas Haris nih hihihihi** :-D
mama it's over...:((
ReplyDeletetapi masih penasaran dengan celana ibu ibu yang dipake ama mas iwan
ReplyDeletegimana ya kira kira...
thank God it's over... :))
ReplyDeletewis sampeyan minta sendiri ae fotonya sama yang berhak mas **biasane kan gitu??** huheheheheh :-D
ReplyDeletewalah ketinggalan berita nih,tau2 udah dr lombok aja
ReplyDeletega ngajak2 lagi.....*manyun di pojokan..*
kapan2 barengan dong ke lomboknya ...kita ada temen si ayah yg orang lombok om Roni yg baru balik dari australia hehehhe kali aja bisa dapat nginep gratisannn
ReplyDeletegara gara ngobrol dengan satpam hotel..
ReplyDeletenha ini batin saya pasti dapat sesuatu yang baru, bener kan dapat lokasi pantai yg lebih indah
sama ketika pulang dari bali, gara gara ngobrol ama satpam rumah makan jadi dapat jalan baru
(bapak emang hebat, aku cinta bapak)
ngapunten mbak, soalnya kalo yg diminta yang mana yg dikirim juga yang mana
ReplyDeletesuka ga nyambung, tapi ya karena yang ngirimin bapak ya kita senang senang aja nerimanya
hi hihihi, padine niki mbak)
ya sudah, aku ngga' komen ah...
ReplyDelete:)
**lari2 ke pojokan nyamperin Teteh Temmy**
ReplyDeleteTetehh...**dengan genit kedip2 peluk2 bujuk orang ngambek**
mauuuuuuuu....!! beneran ya Depe??
ReplyDeleteOm Roni...mau dong!!! :-D
aku kok malah khawatir baca ini... :-SS
ReplyDeletewakakakakakakak
ReplyDeletebojoku kuwi jan pancen nuakal kok mas!!
lha ini apaann??
ReplyDelete:-))))))
dudul
:-b
oh ya, lupa cerita, itu yang di gelas depan itu, adalah es degan madu putih...jadi pake madu putih yang khas lombok itu.....alamak segernyaaaaa :-D
ReplyDelete