Monday, July 5, 2010

Malam Yang Dudul Sempoyongan

:::...

Kemarin tuh dudul...

Minggu 4 Juli 2010, jam 6 pagi kita udah ngumpul dirumah Abah (bapak mertua) karena hari itu kami sekeluarga besar berangkat berwisata ke Wisata Bahari Lamongan (WBL). Carter bus, berangkatlah kami rame-rame lengkap dari pakde bude sampai cucu-cucu ber-47 orang.

Seru, tentu. Heboh, pasti. Dan WBL asli penuh sesaakkk (maklum lagi liburan sekolah) ibaratnya mau napas aja musti rebutan oksigen *lebay* wkwkwk. Semua wahana antri, beberapa malah sampai mengular. Ampuunn. Terus terang baru kali ini kami ke WBL pas libur sekolah. Sebelumnya kami kesini di weekend biasa (bukan liburan). Toh kita semua semangat walopun udara pantai lagi panas, aku coba ngikutin baterai alkaline-nya Abe dan Bea yang ngotot nyoba semua wahana. Ngantrinya ini yang asli banyak menyedot energi, dan ketika kita pulang (nyampe kembali dirumah Abah jam 6 sore) Bea sudah tertidur dan aku juga lumayan teler.

Cleguk-cleguk iri melihat Bea yang sudah lelap, aku coba memompa semangat karena persis jam 6 itu aku harus temani suami ke undangan pernikahan salah satu kolega. Sudahlah badan capek, tak sempat duduk barang sebentar aku langsung numpang mandi dirumah mertua, dan melakukan satu lagi hal yang selalu melelahkan bagiku, yaitu DANDAN!

Sementara anak-anak ngepos dulu dirumah mertua, berangkatlah aku dan MI ke tempat undangan. Aku sempat surprised begitu tahu kalau tempat resepsinya di XO Ballroom. Capek sedikit teredam, karena baru kemarinnya aku menyampaikan ke MI betapa aku kangen makan di XO, eh kok ndilalah sekarang dapet undangan disitu.

Sampailah kita ke XO Ballroom, dan malam itu asli aku mendapat pelajaran : kalau dalam keadaan normal saja seseorang itu sudah dudul, maka ketika dia sedang capek dan ngantuk, hidangan seenak apapun tidak akan bisa menolong meringankan.

Resepsinya berupa round-table, satu meja berisi 10 orang. Mas Iwan duduk disebelah kiriku, dan disebelah kananku duduk tamu lainnya, laki-laki yang tampaknya seusialah dengan kita. Aku tidak kenal laki-laki itu, tapi rupanya malam itu juga menjadi malam yang dudul buat dia.

Food parade belum juga dimulai. Di panggung masih dilakukan seremoni khas pernikahan ala Chinesse-modern. Tapi pertunjukan dudul disini, di meja tempatku duduk sudah dimulai.

Haus, aku berniat mengambil gelas didepanku yang berisi es teh itu. Dari ekor mataku kurasakan tamu disebelah kanan bergerak agak kurang wajar. Tapi kemudian gerakannya itu menjadi wajar dimataku setelah kusadari bahwa gelas berisi es teh yang kuambil tadi, adalah MILIKNYA! Kontan aku cuma bisa maap-maap sambil nyengir. Di sebelah kiri kulihat MI lagi fokus ke big screen menonton video pengantin, entah nonton beneran atau entah sedang ekting "tidak mengenalku".

Untuk menghibur diri aku sok sibuk saja dengan bebe. Update-update status twitter karena kata Wawa twitter ini tempat yang cocok untuk bawel (biasanya aku jarang tuh buka twit). Dan sekarang ini aku sedang ingin meracau ngelantur karena asli badan capek dan juga ngantuk. Belum lagi malu sama tamu disebelah. Argh...

Sembari twittering, aku tak lupa mempraktekkan salah satu hobi katrokku, yaitu melepas alas kaki ketika duduk dibelakang meja begini. Kedua kaki yang nyeker kutumpangkan begitu saja di salah satu sendal. Kemudian asyik twitteran lagi. Saking asyiknya aku tidak memperhatikan bahwa ini waktunya mempelai melakukan toast. Akupun gedubrakan panik ketika tau-tau si MC meneriakkan "Mari! Hadirin silahkan berdiri!"

Aku reflek langsung berdiri tanpa ingat memundurkan dulu kursiku yang lumayan mepet ke meja. Akhirnya pahaku menyundul bawah meja lumayan keras, sampai ibu2 yang diseberang meja melihat kearahku ketika dengan agak panik aku memundurkan kursi agak kebelakang dan meraih gelasku (dengan fokus supaya yang kuambil benar2 gelas milikku), kemudian berdiri.

Kalau dilihat, bagian tubuh pinggang keatas, aku cukup anggun lah. Ibu2 seberang meja juga tampaknya sudah melupakan kejadian barusan. Tapi pinggang kebawah, tak terlihat oleh siapapun, terjadi kekacauan karena kaki kiriku sudah tenang bersarang kembali di sandal sementara kaki kanan panik karena tidak menemukan alasnya.

Nah nah! Lho, lho! Dimana sandal kananku?? Mau celingukan kebawah nggak mungkin karena celingukan memerlukan mata dan kepala sedangkan bagian pinggang keatasku sedang anggun dan fokus ke panggung menunggu aba-aba toast.

Akhirnya kugerakkan saja kaki kananku, merogoh-rogoh kearah belakang kebawah kursiku. Tapi sandal tak kutemukan juga! Wah, jangan-jangan si sandal kusandung dan terlempar agak jauh waktu pahaku menyundul meja tadi?? Sebuah reflek manusia ngantuk kemudian membuat kakiku makin giras rogoh sana-sini, mencari-cari alasnya (pinggang keatas? tetap anggun dong!). Rogoh sana rogoh sini sampai aku kemudian kaget, begitu menyadari bahwa kakiku sudah terlalu jauh. Posisinya sekarang sudah terlalu kekanan, berada di area bawah meja yang harusnya menjadi kekuasaan si tamu sebelah. Kontan kutarik kaki kananku, dan akhirnya (karena kaget) paha ini kembali menyundul meja. Untungnya, kali ini semua orang sedang fokus ke panggung. Dan aku merasa lebih beruntung lagi karena kaki dudulku yang sedang asyik merogoh-rogoh kesana kemari itu tidak mengenai kaki tamu sebelah. Karena aku yakin tadi itu pasti sudah dekaaat sekali, apa jadinya coba, kalau sampai kakiku menyenggol kaki si tamu?? Bisa-bisa aku dilaporkan polisi karena dugaan tindakan asusila kan!!

Si sandal akhirnya kutemukan ketika kami duduk kembali, di bawah kursiku sendiri, terlempar agak kedalam lagi.

Rasa capek dan ngantuk agak tersisihkan ketika food parade dimulai. Aku mencoba menyibukkan diri mengupload foto-foto hidangannya ke twitter. Itupun tak berhasil lama karena di hidangan ketiga atau keempat (aku lupa) acara upload foto sudah berjalan dudul. Nama hidangan yang kutulis di caption sudah ketukar-tukar nggak keruan, dan di lidahku makanan-makanan special dari salah satu restoran favoritku ini sudah mulai terasa sama rasanya : rasa sendal jepit semua! Aku bahkan sempat mbliyur jatuh kesadaran tertidur sedetik waktu sedang mengunyah! Aku nyerah, begitu kulihat MI sudah berhenti menyapa2 kolega yang dia kenal disitu, akupun memelas minta pulang.

"Nggak nunggu desert?" tanya MI yang kujawab dengan mulut menguap dan mata mengerjap karena sudah pedih bin sepet.

"Tapi aku ke toilet dulu ya"

Aku bangkit berdiri, terseok-seok, sudah tak bisa kurasakan lagi kakiku melangkah. Saat kukira kakiku sudah bebal, sejurus kemudian kurasakan "DUG!" aku menyandung tiang buket. Untung nggak roboh tuh buket tinggi langsing! Jalan lagi, masih sempat kulihat seorang mbak-mbak waiter ngepot menghindariku. Hanya ada satu kemungkinan, bahwa satu diantara kami rupanya berjalan seperti orang mabuk, terserah pembaca menilai yang mana yang begitu.

Makin terseok jalanku saat kubaca tulisan TOILET dan panggung yang bergemuruh terasa seperti "bunyi kipas angin rusak" yang menguing di telingaku. Masuk toilet, gantian aku yang ngepot karena kulihat isi toilet pria semua. Alamak! Nyasar di toilet pria! Ngepoooottt!

Sekeluar dari toilet dan berjalan nyaris sempoyongan kembali ke meja, aku sibuk cari2 pegangan. Sandaran kursi, tiang buket, termasuk satu bahu yang aku tak senpat lihat siapa pemiliknya. Dan oohhh leganya begitu sampai di meja, dan menemukan tangan MI menangkapku. You are my herooo!!

Begitulah ceritaku tentang malam itu. Waktu keluar restoran pun, di terasnya aku masih sempat meleng nabrak X-sign, dan waktu berdiri menunggu valet sempat beberapa kali hilang kesadaran jatuh tertidur. Begitu masuk mobil aku sudah habissss.

Wakakakakak malam yang dudul.

Oya, serasa belum cukup, setiba dirumah mertua untuk jemput anak-anak (jam 9.30 malam), masih sempoyongan tau-tau aku mendapat kejutan yang sangat menyenangkan.... Waktu masuk rumah tiba-tiba aku disambut oleh suara yang sangat kukenal itu meneriakkan namaku penuh semangat...kemudian lari-lari menubruk memelukku.

"Ibuuuuuuuukkkkk!!!!"

Oh Tuhannn... Itu Bea... Dan ternyata dia baruuuu sajaaaaa bangun dari tidurnya.... Dan tentu saja, 199% fully-charged!!

Serasa tersedot ke ruang hampa udara deh rasanya..... *lemessss* :'(

:::...

13 comments:

  1. :)))
    Alhamdulillah...kedudulan dan kelelahanmu masih tidak menimbulkan huru hara..aku sempat ngira (dengan tingkat kedudulanmu yg tinggi itu) ketika tamu disuruh berdiri, kamu nyamber alas kaku tamu yg ada di sebelahmu....lalu.....ah...untung nggak terjadi.....

    ReplyDelete
  2. Apa jadinya kalo pas lo sempoyongan yg nangkep cowok sebelah ya B?
    *mikir*

    ReplyDelete
  3. Lessy, yang lebih bikin sebel lagi, MI mengaku MENIKMATI suasana resepsinya! Apa dia nggak sadar kalo istrinya beberapa kali nyaris terlibat s(k)andal dengan tamu laki-laki di sebelah kanan????? Wakakakakak dudul!

    Oya, Leeessss, MI lagi ada dideket deket situ loohhhh ;)

    ReplyDelete
  4. Mpok, maka malam itu akan menjadi benar benar miliknya!! Wakakakak *ngeri*

    ReplyDelete
  5. Yoi..malah aku baca statusnya waktu di resepsi itu..menikmati lagu romantis gitu..hahahaha....jdnya aku komentarin aja..benar2 berbeda ...(sama kondisi Istrinya yg lagi dudul dan ga ada romantis romantisnya)

    Iyah tauuu..Batam kaann......MI mau ke sini apa ya??? *siap2 minggat ke SBY* eh jeng wida ini beneran gak ikut niiiiiih?

    ReplyDelete
  6. orangnya nggak diajak kenalan, mbak? :D

    ReplyDelete
  7. Ya Allah mbak..ngenes ngono tho...*melu cekikian*

    ReplyDelete
  8. pantesa kemaren pagi2 dah mandi...tumbeeenn beneeerrr...
    JB gituuu looh! hahaha

    ReplyDelete
  9. makin dudul saat nemenin bea pas di rumah nga?

    ReplyDelete
  10. Leess, samaaa.. Tadinya aq kira si dudul jebe bakal ngembat sepatu si cowo di sebelahnya en jadinya gantian si cowo itu yg kelimpungan nyari sepatunya kemana2, syukurlah kaga kejadian :p

    Bee, truuss Bea gmn nasibnya? Kamu berhasil langsung mendarat di kasur dg sukses apa kudu ngajak bea maen dulu?
    *miris ngebayangin jebe yg lg teler kudu nemenin bea lunjak2*

    ReplyDelete