Nah, ini dia salah satu sisi lain dari Ramadhan…
I’m talking about tradition!
Sadar atau tidak, dalam tugas sehari-hari sebagai seorang ibu rumah tangga, PASTI ada satu-dua (atau lebih) kebiasaan2, the way we do things, kebiasaan2 kecil, little details….yang kita warisi dari ibu kita jaman dulu ketika kita kecil. Seringkali kita mempunyai kebiasaan dalam mengatur rumah tangga yang membuat kita tiba-tiba mengernyitkan dahi bila memikirkannya…karena tiba-tiba, seringkali kita sadar betapa persisnya kita melakukan ini itu seperti ibuk (atau bapak) kita dulu melakukannya. Ini sesuatu yang mungkin tidak ada dalam petunjuk kehidupan jaman modern sekarang, dan karenanya kita tidak dengan sadar berniat untuk melakukannya di waktu kini. Tapi tetap saja kita melakukanya, tetap saja hal itu bisa memberikan insight ketika kita menghadapi masalah tertentu, baik itu dengan anak-anak maupun tugas-tugas rumah tangga lainnya…
Contoh…
Tiap anak-anak tengelam dalam tantrum yang tidak berkesudahan, seraya membujuk dengan sabar aku selalu gendong mereka ke kamar mandi, trus guyur dengan air banyak-banyak berkali-kali sampai mereka ‘terpaksa’ harus menarik napas dalam-dalam (karena diguyur air dingin bo!). Setelah mereka kelelahan dan kedinginan, sambil banyak-banyak memeluk dan membujuk mereka, aku akan pakaikan baju dan (ini yang amazingly persis sama ibukku) bedakin mereka banyak-banyak!! Hehehe…sampe kaya badut gitu, dari ujung kepala ke ujung kaki!!
Hasilnya? Anak-anak kecapekan, kedinginan, rileks oleh guyuran air dingin, hangat oleh pelukan ibuk dan ditambah harum bedak, biasanya habis itu si tantrum sukses menghilang dan hanya menyisakan acara minum susu ditemani hangatnya pelukan ibu dan harumnya bedak yang menyebar bahkan ke seluruh rumah (saking banyaknya) hihihi…
Now, where would we find that kind of trick in any parental magazine or website, huh?? :D
Membuatku berpikir juga, tradisi apa ya yang kira-kira nanti akan diwarisi Bea kalau dia sudah jadi ibu rumah tangga juga? :D
Begitu juga kalo Ramadhan !
Menu sahur pertama kami selalunya adalah IKAN SARDEN! Dimasak pedas bumbu bawang putih dan dicampur santan dan irisan sayuran. Entah bagaimana dulu awalnya, yang jelas, bukan hanya dirumahku saja, dirumah kami di kampung menu ini pun masih berlaku sampai sekarang. Dan sekuat apapun aku mencoba berniat menyiapkan menu lain jauh-jauh hari, kerinduanku dengan suasana Ramadhan masa kecil selalu membuatku berakhir dengan sahur Ikan Sarden di hari pertama :D
Jangan tanya tentang segala warning kesehatan untuk mengurangi makanan2 processed, I know! Di hari2 biasa selain bulan Ramadhan pun, kita jarang sekali menyajikan menu ini kalau tidak terpaksa. But the point is, I just can't help to do it anyway! Mungkin juga dulu tradisi ini bermula ketika jenis-jenis makanan semacam sarden kalengan ini lagi booming di Indonesia (tahun-tahun 80-an gitu kan?). Yang jelas, membayangkan nikmatnya sahur hari pertama, yang terlintas di benak adalah berarti menu ikan sarden santan pedas!! :D
Wujud rindunya aku dengan masa kecil? Mungkin ya…Yang jelas, untuk menu sahur hari pertama kami, 2 kaleng sarden sudah terbeli… :D
Bagaimana dengan Anda? Let’s share, pasti semua punya tradisi Ramadhan keluarga yang bisa membantu kita memberi nuansa yang beda ketika Ramadhan
(Tak lupa kami sekeluarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan untuk semua teman-teman di MP, mohon maaf lahir batin…semoga kita selalu diberikan semangat untuk ikhlas beribadah karena Allah SWT…)
(Jadi ingat salah satu line yang pernah kubaca : Sudah Siapkah Kita Kalau Ternyata Ini Adalah Ramadhan Terakhir Buat Kita?)
Sama-sama ...begitu juga ma'afin Nona juga ya Mbak...
ReplyDeleteSelamat Ramadhan juga ya...maaf lahir batin.......semoga Ramadhan ini lebih indah buat kita semua dari Ramadhan yang sudah-sudah......
ReplyDeletemenu sahur pertama aya ya..kedengarannya bagus juga nih idenya mbak lagian aku di sini cuman sendiri eh sama anak2, suka2 aja kali ya menu nya,cari yg praktis dan simple , yg penting harus ada sayur dan buah,gak akan ada yg protes hehehehe..
ReplyDeletemenunya pedas ya mbak..tapi pasti biki lidah happy..soalnya menu idaman..! Wah ntar minta ya resepnya..kali aja jadi menu favorit kita juga..Selamat sahur mbak wanida dan keluarga !! Tinggal menghitung hari nih..
ReplyDelete>> nona dan mbak irma : sama-sama ya mbak...amin amin.. :-)
ReplyDeleteaduh sahur pertama nggak ngumpul suami ya...sabar ya... *big hug for mbak lia*
ReplyDeleteurusan pedas ini ternyata manjur lo, dulu waktu masih di kampung, kalo aku ato adik masih pada ngantuk, begitu suapan pertama langsung "melek" karena lidah langsung kegigit pedesnya si sarden hueheheheh
ReplyDeletekalo sekarang karena suami suka pedas banget dan abe program ikut sahur juga, kayanya harus masak 2 macam ya, versi pedas dan tidak hehe
Selamat beribadah Ramadhan juga buat Mbak sekeluarga :). Cita-cita nyiapin sahur sendiri buat suami belum bakal kesampaian nih kayaknya, habis belum ada dapur sendiri...
ReplyDeleteeh, nyiapin sarapan kan bukan berarti harus masak kan? bangunin, temenin, suapin (ehm) hehehe...terimakasih mbak, mohon maaf lahir batin dan selamat menyambut ramadhan mubarok juga buat mbak leila sekeluarga :-)
ReplyDelete